• News

Kemdikbudristek Paparkan Kelebihan Kurikulum Merdeka Dibanding K13

Agus Mughni Muttaqin | Minggu, 17/09/2023 13:40 WIB
Kemdikbudristek Paparkan Kelebihan Kurikulum Merdeka Dibanding K13 Gedung Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek). (Foto: Dok. Kemdikbudristek)

JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemdikbudristek) menyatakan Kurikulum Merdeka Belajar akan menjadi kurikulum nasional pada 2024. Itu artinya, seluruh satuan pendidikan wajib melakukan transisi dari Kurikulum 2013 (K13) ke kurikulum anyar ini.

Kepala Badan Standar Kurikulum dan Asesmen Nasional (BSKAP) Kemdikbudristek, Anindito Aditomo menuturkan, terdapat sejumlah kelebihan Kurikulum Merdeka dibanding kurikulum K13. Di antaranya dari segi fleksibilitas. 

"Problemnya dengan K13, sekolah di pelosok itu harus menerapkan kurikulum yang sama dengan kurikulum di kota. Tentu itu tidak cocok. Dengan Kurikulum Merdeka, sekolah di pelosok boleh, memang diharapkan untuk menerapkan kurikulum yang sesuai dengan kondisinya," tutur Anindito di Jakarta pada Sabtu (16/9).

Kurikulum Merdeka, kata Anindito, memberikan kelonggaran bagi satuan pendidikan yang ingin melakukan distribusi mata pelajaran sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

"Kita tentukan per tahun, Matematika sekian ratus menit per tahun. Bisa di bulan tertentu atau dihabiskan di awal atau disebar per minggu juga boleh. Sangat fleksibel," papar dia.

"Kalau kita percaya kurikulum terbaik untuk satu sekolah, belum tentu terbaik untuk sekolah lainnya. Maka jangan membuat aturan terlalu kaku," imbuh dia.

Kelebihan lainnya, dari segi materi, Kurikulum Merdeka lebih sederhana dan mendalam. Padatnya materi pembelajaran yang diterapkan dalam K13, menuntut peserta didik untuk mempelajari berbagai mata pelajaran (mapel), yang pada akhirnya membuat siswa belajar berbasiskan hafalan alih-alih pemahaman.

"Ini pertama kalinya perubahan kurikulum secara eksplisit secara sengaja untuk mengurangi materi. Makin banyak materi paling bagus, tidak, ini asumsi yang keliru. Perubahan utama Kurikulum Merdeka adalah memangkas konten. Materi di tiap mapel kita pangkas sehingga bukunya," kata Anindito.

Selain itu, berbeda dengan K13Kurikulum Merdeka menghendaki kepala sekolah maupun guru untuk melakukan intervensi sesuai kebutuhan peserta didiknya. Sebagai contoh, K13 tidak mengakomodasi apabila guru ingin fokus pada literasi pada durasi waktu tertentu, meski itu adalah yang paling dibutuhkan siswa.

"Kalau sekolah ingin sebulan pertama fokus pada literasi, itu tidak boleh sama K13. Atau bulan pertama ada project yang menggabungkan Matematika, Bahasa, dan IPA, itu tidak bisa. Padahal sekolah-sekolah bagus melakukan itu," ungkap dia.

Namun, Anindito menekankan bahwa Kurikulum Merdeka tak meniggalkan semua unsur di K13, yang bagus tetap dilanjutkan.

"Kurikulum 2013, itu ada penguatan karakter, ini kita lanjutkan di Kurikulum Merdeka Belajar. Namun penguatan karakter ini tidak mendapatkan jam khusus di K13, di Kurikulum Merdeka jelas, ada satu hari dalam seminggu untuk penguatan karakter melalui based learning," jelasnya.

 

FOLLOW US