• News

Reruntuhan Rumah Bata Lumpur di Maroko Sulitkan Upaya Penyelamatan Korban Gempa

Yati Maulana | Selasa, 12/09/2023 10:45 WIB
Reruntuhan Rumah Bata Lumpur di Maroko Sulitkan Upaya Penyelamatan Korban Gempa Sebuah ekskavator memindahkan batu dari jalan, pasca gempa mematikan, di luar Adassil, Maroko, 11 September 2023. Foto: Reuters

AMIZMIZ - Tim penyelamat pada Senin menggali puing-puing setelah gempa mematikan di Maroko memperingatkan bahwa batu bata lumpur tradisional, batu dan kayu kasar yang ada di pegunungan High Atlas mengurangi kemungkinan menemukan korban selamat.

“Sulit untuk menarik orang keluar hidup-hidup karena sebagian besar dinding dan langit-langit berubah menjadi puing-puing ketika jatuh, mengubur siapa pun yang berada di dalam tanpa meninggalkan ruang udara,” seorang pekerja penyelamat militer, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya karena peraturan militer melarang berbicara dengan orang lain. media, mengatakan di sebuah pusat militer di selatan kota bersejarah Marrakesh tidak jauh dari pusat gempa.

Gempa bumi paling dahsyat di Maroko sejak tahun 1900 telah menewaskan sedikitnya 2.497 orang, kata kantor berita negara dalam laporan terbaru mengenai jumlah korban jiwa pada hari Senin, dengan ribuan lainnya terluka dan banyak yang masih hilang.

Dengan banyaknya rumah yang terbuat dari batu bata lumpur dan kayu atau semen dan balok angin, bangunan-bangunan mudah runtuh menjadi tumpukan puing ketika gempa terjadi pada Jumat malam, tanpa menciptakan kantong udara yang dapat disediakan oleh bangunan beton tahan gempa.

Di wilayah yang tidak terbiasa dengan gempa dahsyat seperti itu, bahkan rumah atau bangunan beton sering kali tidak memiliki desain anti-seismik, kata para ahli, sehingga para penyintas dan penyelamat harus menyaring gundukan puing-puing yang hampir tidak ada dinding tersisa, tempat rumah-rumah dulu berdiri.

“Keruntuhan seperti ini menyebabkan sesak udara yang lebih besar karena jenis materialnya, seperti batu bata lumpur,” Antonio Nogales, koordinator operasi Firemen United Without Borders, tim penyelamat Spanyol di lapangan, mengatakan kepada penyiar TVE Spanyol.

“Baja dan beton memudahkan kemungkinan adanya korban selamat, namun material (lumpur dan batu bata) ini (yang umum di Maroko) berarti bahwa pada saat-saat pertama peluang untuk menyelamatkan orang-orang dalam keadaan hidup menjadi berkurang,” kata Nogales.

FOLLOW US