• Oase

Kasus Pelecehan Seks Agensi J-Pop: Media Besar Jepang Dulu Diam, Kini Minta Maaf

Yati Maulana | Sabtu, 09/09/2023 17:05 WIB
Kasus Pelecehan Seks Agensi J-Pop: Media Besar Jepang Dulu Diam, Kini Minta Maaf Junya Hiramoto dan Shimon Ishimaru, anggota Asosiasi Korban Pelecehan Seksual Johnny saat konferensi pers di Japan National Press Club di Tokyo, Jepang, 7 September 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Setelah agensi bakat ternama Jepang Johnny & Associates pada Kamis meminta maaf atas pelecehan seksual selama puluhan tahun yang dilakukan oleh mendiang pendirinya, jarang lembaga penyiaran lokal mengeluarkan kesalahan yang mereka lakukan karena gagal melaporkan tuduhan tersebut selama bertahun-tahun.

Pelecehan yang dilakukan oleh Johnny Kitagawa, orang di balik boy band Jepang terpopuler seperti SMAP dan Arashi, telah dilaporkan oleh tabloid lokal Shukan Bunshun sejak tahun 1999. Kitagawa menggugat majalah tersebut, namun media besar tidak mau meliput gugatan atau mengejar cerita.

Baru setelah BBC Inggris menayangkan film dokumenter pada bulan Maret – empat tahun setelah kematian Kitagawa pada usia 87 tahun – media massa lokal pun mengikuti jejaknya dan memicu kemarahan nasional.

“Masalah ini sering diberitakan di majalah mingguan dan publikasi lainnya, dan keputusan Pengadilan Tinggi Tokyo mengenai fakta pelecehan seksual telah dikonfirmasi pada tahun 2004,” kata lembaga penyiaran publik NHK dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis.

“Tetapi kesadaran NHK mengenai masalah ini masih kurang, dan kami tidak pernah menindaklanjuti dengan pelaporan yang lebih mendalam atau memilih untuk mengangkatnya,” katanya, menjanjikan perbaikan.

Sebuah komite pihak ketiga dibentuk untuk menyelidiki tuduhan yang dilaporkan pekan lalu bahwa Kitagawa telah melakukan pelecehan seksual terhadap ratusan anak laki-laki dan laki-laki muda, dan menyalahkan media karena diam.

Kauan Okamoto, korban pelanggaran Kitagawa, mengatakan dia tidak mengetahui tuduhan tersebut sebelum bergabung dengan agensi tersebut karena jarang dilaporkan.

Lembaga penyiaran besar lainnya termasuk NTV, TV Asahi dan Fuji TV, juga mengeluarkan pernyataan yang berjanji untuk berbuat lebih baik.

“Perilaku media terhadap isu kekerasan seksual juga dipertanyakan (dalam kasus ini),” kata TV Asahi. “Kami akan memperhatikan suara para korban, laporan (tim pihak ketiga), serta pendapat dan saran pemirsa dengan serius, dan merefleksikannya dalam siaran dan aktivitas kami di masa depan.”

FOLLOW US