• News

Bentrok Pendukung Pemerintah Eritrea di Tel Aviv, Lebih 100 Orang Terluka

Yati Maulana | Minggu, 03/09/2023 11:01 WIB
Bentrok Pendukung Pemerintah Eritrea di Tel Aviv, Lebih 100 Orang Terluka Para pengunjuk rasa pencari suaka Eritrea, termasuk pendukung dan penentang pemerintah Eritrea, di Tel Aviv, Israel, 2 September 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Lebih dari 100 orang terluka dalam bentrokan sengit di Tel Aviv antara pendukung pemerintah Eritrea yang merayakan acara Hari Eritrea dan penentang Presiden Isaias Afwerki.

Polisi Israel menembakkan granat kejut untuk membubarkan bentrokan, sementara beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah polisi dan membakar tempat sampah, kata wartawan Reuters di lokasi kejadian. Rekaman di media sosial menunjukkan pendukung pemerintah Eritrea memukuli pengunjuk rasa anti-pemerintah dengan pentungan.

Pejabat medis Israel mengatakan lebih dari 114 orang dirawat karena cedera, termasuk sekitar 30 petugas polisi.

Kekerasan terjadi sekitar sebuah acara yang diselenggarakan oleh kedutaan Eritrea untuk memperingati Hari Revolusi pada tanggal 1 September, yang memperingati dimulainya Perang Kemerdekaan Eritrea melawan Ethiopia pada tahun 1961.

Isaias telah memerintah sejak Eritrea merdeka pada tahun 1993. Kelompok hak asasi manusia mengecam pemerintahannya yang sangat represif dan negara tersebut berada di bawah sanksi Amerika dan Uni Eropa atas dugaan pelanggaran.

“Mengapa kami lari dari negara kami?” kata salah satu pengunjuk rasa di Tel Aviv, Hagos Gavriot, kepada Reuters. "Mengapa polisi Israel memberi mereka izin untuk merayakan... diktator ini? Kami menentang hal ini. Mengapa saya di sini mencari perlindungan?"

Wartawan Reuters melihat pria dengan luka di kepala dan lengan berlumuran darah, beberapa di antaranya tergeletak di taman bermain anak-anak. Polisi berbaris di jalan-jalan sambil menembakkan granat kejut ke arah pengunjuk rasa.

“Saat ini, polisi dalam jumlah besar dan pasukan Polisi Perbatasan terus beroperasi melawan pelanggar hukum di wilayah Tel Aviv,” kata pernyataan polisi Israel.

Sekitar 25.500 pencari suaka Eritrea saat ini tinggal di Israel, menurut Assaf, sebuah organisasi yang membantu pengungsi.

Warga Eritrea yang melarikan diri ke Israel melalui perbatasannya dengan Mesir mengatakan mereka akan menghadapi penganiayaan jika mereka dipulangkan. Eritrea memerlukan izin keluar bagi warganya dan memiliki wajib militer.

FOLLOW US