• Kabar Desa

Mendes PDTT: Desa Adat untuk Pelestarian Warisan Budaya Desa

Agus Mughni Muttaqin | Kamis, 17/08/2023 09:53 WIB
Mendes PDTT: Desa Adat untuk Pelestarian Warisan Budaya Desa Menteri Desa, Pembangunan Daerah Teringgal dan Transmigrasi, Abdul Halim Iskandar (kiri) didampingi Istri Lilik Umi Nashriyah meresmikan Desa adat di Desa Musi, Pulau Salibabu, Kecamatan Lirung, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Rabu (16/8/2023). (Foto: Humas Kemendes PDTT)

KEPULAUN TALAUD - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Abdul Halim Iskandar menegaskan desa adat adalah bagian dari warisan budaya dan identitas lokal yang sangat penting bagi sejarah dan budaya bangsa Indonesia.

Pelestarian desa adat adalah untuk menjaga keberlanjutan tradisi, budaya lokal hingga nilai-nilai tradisional nan luhur agar dapat diwariskan dari generasi ke generasi.

"Selalu saya yakini dan saya nyatakan bahwa, tidak ada nilai luhur yang tidak bagus. Semua nilai luhur pasti bagus," ungkap pria yang akrab disapa Gus Halim ini saat meresmikan Desa adat di Desa Musi, Pulau Salibabu, Kecamatan Lirung, Kabupaten Kepulauan Talaud, Sulawesi Utara, Rabu (16/8/2023).

Gus Halim menegaskan bahwa apa pun yang ditinggalkan oleh para nenek moyang leluhur di masa lalu, akan berdampak positif bagi masa depan dari sisi kemanusiaan, lingkungan, dan bahkan alam semesta secara keseluruhan.

Sebab dalam warisan para leluhur itu telah melalui proses refleksi yang panjang, sehingga hasilnya dapat berguna bagi para anak cucunya kelak sebagai penerusnya.

"Dan semua nilai luhur pasti memberikan posisi yang proporsional antara kita sebagai manusia, dan alam tempat kita membesarkan diri," ujar Mantan Ketua DPRD Jawa Timur.

Menurut Gus Halim, masyarakat Adat Musi memiliki warisan budaya yang kaya akan tradisi-tradisi khas yang telah ada sejak lama. Di desa tersebut sangat menghormati warisan nenek moyang. Sehingga banyak ditemukan tempat bersejarah dan barang peninggalan lain yang tetap terawat hingga saat ini.

Di samping itu, ia juga mengapresiasi karakter masyarakat Adat Musi yang tetap santun terhadap berbagai makhluk, golongan, lingkungan, dan ciptaan tuhan yang lain. Itu juga mencerminkan bangsa besar seperti yang diidamkan para founding fathers, dengan tetap menjaga dan melestarikan sejarah.

"Saya melihat desa adat ini sangat luar biasa, dalam mensejajarkan manusia dan alam," beber Doktor Honoris Causa UNY itu.

"Kalau di dalam agama islam itu namanya rohmatan lil `alamin. Memberi rahmat bagi seluruh alam, bukan hanya kepada sesama manusia," imbuhnya.

Gus Halim kemudian mengajak agar seluruh elemen masyarakat terus mempertahankan tradisi adat istiadat daerah dengan harmonis.

Gus Halim juga berharap agar masyarakat desa tak kecil hati untuk mempromosikan produk wisata dan kampungnya yang unik dan unggul. Sehingga identitas leluhur dan kekayaan bangsa sendiri tetap eksis di tengah gempuran trend budaya asing.

"Ayo semuanya kita lestarikan, terus kita pertahankan, bahkan kita kembangkan, supaya anak cucu kita juga terus mengembangkan nilai luhur yang kita perjuangkan," tandasnya.

Gus Halim optimistis, warisan budaya leluhur bangsa yang dikelola dengan baik akan menjadi sarana untuk perbaikan kesejahteraan masyarakat desa.

Dengan demikian, pertumbuhan ekonomi di desa diharapkan terus bertumbuh seiring dengan dukungan program-program pemerintah pusat pada pembangunan desa.

"Saya yakin Bapak Ibu sekalian, kalau kita semua menjadikan diri kita, lingkungan kita, penerus kita, senantiasa membawa dan mengembangkan nilai-nilai para leluhur kita, maka saya yakin hidup kita tidak akan pernah sengsara," pungkasnya.

Dalam kesempatan itu pula, Dewan Adat setempat memberikan Gus Halim sebuah Tongkat sebagai simbol Juru Damai, dan dilanjutkan dengan penandatanganan prasasti Desa Adat yang disaksikan oleh rombongan pejabat tinggi madya dan pratama Kemendes PDTT, dan tokoh adat, serta masyarakat setempat.

FOLLOW US