• Info MPR

Wakil Ketua MPR Dorong 3 April Jadi Hari NKRI

Agus Mughni Muttaqin | Rabu, 09/08/2023 08:10 WIB
Wakil Ketua MPR Dorong 3 April Jadi Hari NKRI Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW). (Foto: Humas MPR)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR Hidayat Nur Wahid (HNW) menyebut Indonesia perlu diingatkan jasa-jasa para pahlawan bangsa, selain dengan ungkapan Bung Karno; Jas Merah (Jangan Sekali-kali Melupakan/Meninggalkan Sejarah), juga dengan Jas Hijau (Jangan Sekali-kali Menghilangkan Jasa Ulama).

Kedua ungkapan itu, kata HNW, sangat pas disegarkan terkait peran pendiri Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII), Mohammad Natsir. Karena sejatinya bangsa dan negara ini pernah mendapatkan sukses bukti perjuangan kebangsaan dan kenegarawanan tokoh Mohammad Natsir.

Hal tersebut disampaikan HNW selepas mengikuti prosesi ‘Pelepasan Dan Penugasan Guru Ngaji/Da’I’, di Komplek Gedung MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, Selasa (8/8/23). Pada kegiatan yang bertema ‘Berkhidmat Membangun Negeri, Mengokohkan NKRI’ itu sebanyak 130 lulusan Sekolah Tinggi Ilmu Dakwah (STID) Mohammad Natsir dilepas secara simbolis untuk diberangkatkan berdakwah ke berbagai pedalaman dan pelosok negeri.
 
"Peran Mohammad Natsir yang sukses hadirkan kembali NKRI, sehingga teriakan kita sekarang adalah NKRI HARGA MATI, adalah monumen bersejarah yang sangat menentukan eksistensi dan masa depan Indonesia. Pada tanggal 3 April 1950, di hadapan rapat paripurna Parlemen Republik Indonesia Serikat (RIS), M Natsir menyampaikan Mosi Integral," kata HNW.

Inti dari Mosi itu, lanjut HNW, ialah mengajak bangsa ini untuk kembali ke bentuk NKRI yang merupakan cita2 Indonesia Merdeka, sebagaiamana disepakati dalam UUD 45 Bab 1 pasal 1 ayat (1). Karena Belanda melalui KMB 26 Desember 1949, sudah merubah Indonesia menjadi RIS (Republik Indonesia Serikat). Sehingga pada masa itu bentuk negara yang ada adalah RIS. “NKRI pada masa itu sudah dikubur oleh Belanda,” ujarnya.
 
HNW menilai peran Mohammad Natsir yang menyatakan Mosi Integral itulah yang membuat Parlemen RIS dan pemerintah mengapresiasi dan menyepakati perjuangan dan usulannya dalam mosi integralnya, sehingga Indonesia kembali menjadi NKRI setelah sebelumnya berbentuk RIS.

“Nah ketika ada perguruan tinggi yang diprakarsai oleh Mohammad Natsir, STID, akan melakukan kegiatan di MPR, kami menyambut dengan suka cita,” ujar Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu.
 
HNW mengingatkan di Komplek Gedung MPR/DPR/DPD ini, dirinya bersama berbagai komponen bangsa pernah menandatangani usulan kepada pemerintah untuk menjadikan tanggal 3 April sebagai Hari NKRI.
 
Disebutnya, bangsa ini sudah memiliki Hari Pancasila, Hari Konstitusi, Hari Ibu, Hari Anak, Hari Tani, Hari Bela Negara, dan lain sebagainya, namun belum memiliki hari nasional untuk menguatkan spirit berNKRI.

“Sudah ada beragam hari nasional namun belum ada Hari NKRI. Padahal NKRI adalah hal yang sangat kita pentingkan. Maka sewajarnya usulan adanya Hari NKRI tanggal 3 April, menjadi sangat relevan untuk terus diperjuangkan,” imbuh HNW.
 
Dengan acara yang digelar DDII itulah, HNW mengatakan kegiatan itu juga untuk menguatkan usulan kepada pemerintah untuk mempertimbangkan dengan serius agar tanggal 3 April dijadikan sebagai Hari NKRI. “Agar kita betul-betul tidak melupakan sejarah, sekaligus juga tidak melupakan jasa para ulama pejuang yang juga pahlawan nasional, tapi juga untuk menguatkan spirit cinta dan bela NKRI,” tutur pria asal Klaten, Jawa Tengah, itu.
 
Dengan adanya Hari NKRI diharapkan bangsa ini akan mempunyai ingatan kolektif, agar makin bisa berkontribusi mengokohkan, menjaga dan mensukseskan NKRI, apalagi di tengah berbagai tantangan globalisasi, agar NKRI yang jaya raya tetap bisa eksis dan diwariskan kepada generasi Indonesia Emas, saat mereka mensyukuri 100 tahun Indonesia Merdeka pada 17 Agustus 2045 yang akan datang. Maka sudah sangat seharusnya bila Pemerintah menyetujui usulan tanggal 3 April sebagai Hari Nasional, Hari Konstitusi,” pungkas HNW.

Sebagai informasi, STID Mohammad Natsir merupakan lembaga pendidikan yang berada di naungan DDII sehingga dalam acara itu hadir Ketua Pembina DDII Prof. Dr. KH. Didin Hafinuddin M.Sc; Ketua Umum DDII Dr. H. Adian Husaini M.Si; dan Ketua Pengawas DDII Drs. Yusuf Djamal.

FOLLOW US