• News

Kremlin Pertanyakan Tujuan Pembicaraan Perang Ukraina yang Direncanakan di Saudi

Yati Maulana | Selasa, 01/08/2023 07:01 WIB
Kremlin Pertanyakan Tujuan Pembicaraan Perang Ukraina yang Direncanakan di Saudi Juru bicara Dmitry Peskov (foto: jernih.co)

JAKARTA - Kremlin mengatakan pada Senin bahwa pihaknya perlu mengetahui tujuan dari pembicaraan mendatang yang dilaporkan direncanakan di Arab Saudi tentang perang di Ukraina.

The Wall Street Journal melaporkan pada hari Sabtu bahwa Arab Saudi akan mengundang negara-negara Barat, Ukraina, dan negara-negara berkembang utama ke dalam pembicaraan tersebut. Surat kabar itu mengatakan Kyiv dan negara-negara Barat berharap bahwa pembicaraan, yang akan mengecualikan Rusia, dapat mengarah pada dukungan internasional untuk perdamaian yang mendukung Ukraina.

Ditanya tentang laporan WSJ, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan: "Tentu saja, Rusia akan mengikuti pertemuan ini. Kita perlu memahami tujuan apa yang ditetapkan dan apa yang akan dibahas. Setiap upaya untuk mempromosikan penyelesaian damai patut mendapat evaluasi positif."

Namun, Peskov juga menyatakan kembali posisi Moskow bahwa saat ini tidak ada alasan untuk pembicaraan damai dengan Kyiv.

"Rezim Kyiv tidak menginginkan dan tidak bisa menginginkan perdamaian, selama itu digunakan secara eksklusif sebagai alat dalam perang kolektif Barat dengan Rusia," katanya dalam panggilan telepon dengan wartawan.

Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman sebelumnya telah menyatakan kesiapan untuk menjadi penengah dalam konflik tersebut.

Presiden Vladimir Putin mengatakan pada hari Sabtu bahwa inisiatif Afrika - yang mempertimbangkan langkah-langkah membangun kepercayaan diikuti dengan penghentian permusuhan - dapat menjadi dasar perdamaian di Ukraina tetapi serangan Ukraina terhadap Rusia membuat hal ini sangat sulit untuk direalisasikan.

Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskiy telah menolak gagasan gencatan senjata sekarang yang akan membuat Rusia menguasai hampir seperlima negaranya dan memberi pasukannya waktu untuk berkumpul kembali setelah perang selama 17 bulan.

FOLLOW US