JAKARTA - Margot Robbie tidak selalu menjadi Gadis Barbie, di Dunia Barbie alias Barbie Land. Menjadi peran utama di Barbie Movie, ia mengaku masa kecilnya justru tomboy, lebih memilih berguling di lumpur ketimbang main boneka Barbie.

Menjelang perilisan Barbie Movie yang sangat dinanti-nantikan, tayang di bioskop global pada 21 Juli, bintang film tersebut blak-blakan dalam sebuah wawancara kepada People edisi pekan ini mengungkapkan bahwa sebagai seorang anak, boneka favorit dunia bukanlah mainan pilihannya.

"Secara pribadi saya tidak memiliki satu pun yang dapat saya ingat," kata Margot Robbie (33) ketika ditanya apakah dia ingat bermain dengan Barbie saat tumbuh besar di Queensland, Australia.

"Kakakku melakukannya dan aku ingat sepupuku melakukannya. Aku akan bermain dengan sepupuku, tapi aku sebenarnya bukan gadis Barbie saat masih kecil."

Lalu gadis seperti apa dia? "Aku lebih seperti gadis berguling-guling di lumpur," jelasnya.

Ketika dia bermain dengan boneka, Barbie yang dia pilih "semuanya aneh," katanya.

"Saya pikir mereka semua sangat janky karena mereka tidak dirawat dengan baik. Mereka semua adalah Barbie yang aneh."

Meski begitu, film tersebut telah menjadi proyek gairah bagi Margot Robbie, yang juga menjadi produser di proyek tersebut.

Membawa dunia boneka ke Barbie Movie melalui komedi PG-13 yang agak surealis telah menjadi usaha yang berani, dan yang membuat Margot Robbie terkejut ternyata berhasil.

"Saya tidak akan pernah lupa, setelah berbicara dengan [penulis-sutradara] Greta Gerwig selama bertahun-tahun saya duduk dan membaca naskahnya, Ada lelucon di halaman satu dan saya seperti `Mereka tidak akan pernah membiarkan kita membuat film ini. `," katanya tentang perusahaan induk Barbie, Mattel.

"Tapi mereka melakukannya!"

Seluruh pengalaman telah memberi Margot Robbie rasa hormat yang lebih dalam terhadap boneka kesayangannya, dan apa yang dia perjuangkan.

Ditanya apa yang paling menginspirasinya tentang proyek tersebut, sang bintang berkata, "Gagasan bahwa saya cukup. Barbie Movie bisa menjadi apa saja, tetapi bahkan jika Anda hanya berhasil menjalani hidup, Anda menghancurkannya. Saya menemukan itu sangat terapeutik." (*)