JAKARTA – Elite politik dan para pemimpin harus mampu meredam kegaduhan dan tensi politik yang memanas dengan berpegang teguh pada visi dan misi kebangsaan yang terkandung dalam empat pilar yakni Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tuggal Ika, dan NKRI. Pasalnya, dalam iklim demokrasi, termasuk dalam kontestasi politik, kegaduhan dan atmosfir memanas merupakan hal biasa.
Demikian disampaikan Anggota DPR RI dari Fraksi Partai Demokrat Herman Khaeron dalam Dialektika Demokrasi yang digelar Setjen DPR RI Bersama Koordinatoritat Wartawan Parlemen (KWP) di Jakarta, Kamis (8/6/2023).
Menurut Kepala Badan Pembinaan Organisasi, Keanggotaan, dan Kaderisasi DPP Partai Demokrat ini, kontestasi politik hanya sebagai kompetisi yang temporer dan sebentar.
“Seperti kami di internal partai, kalau mau masuk kepada pemilu, berkontestasinya nanti di masa setelah Daftar Calon Sementara sampai kepada pemilu. Pasti ada kompetisi sebab ada kursi yang diperebutkan. Setelah itu ya biasa-biasa lagi,” katanya.
“Tinggal bagaimana kemampuan seorang politisi betul-betul memahami nilai-nilai kebangsaan. Kalau berbicara nilai-nilai kebangsaan, semestinya malu dengan dirinya sendiri kalau masih sering mengangkat perbedaan, masih sering kemudian merasa menang sendiri,” imbuhnya.
Ia menegaskan situasi boleh memanas, tetapi hati tetap harus dingin. “Kita tidak boleh berpecah belah walau berbeda partai, berbeda baju, tetapi dalam konteks membangun bangsa harus bersama-sama,” kata Presidium Korps Alumni HMI (KAHMI) ini.