• News

Selesaikan Tuntutan Pelanggaran Privasi Anak, Microsoft Bayar Rp 296 Miliar

Yati Maulana | Selasa, 06/06/2023 10:05 WIB
Selesaikan Tuntutan Pelanggaran Privasi Anak, Microsoft Bayar Rp 296 Miliar Tampilan logo Microsoft di kantor Microsoft di Issy-les-Moulineaux dekat Paris, Prancis, 25 Januari 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Microsoft (MSFT.O) akan membayar $20 juta atau sekitar Rp 296 miliar lebih untuk menyelesaikan tuduhan Komisi Perdagangan Federal (FTC) AS. Perusahaan teknologi tersebut secara ilegal mengumpulkan informasi pribadi dari anak-anak tanpa persetujuan orang tua mereka, kata FTC pada hari Senin.

Perusahaan telah didakwa melanggar Undang-Undang Perlindungan Privasi Daring Anak (COPPA) AS dengan mengumpulkan informasi pribadi dari anak-anak yang mendaftar ke sistem permainan Xbox tanpa memberi tahu orang tua mereka atau mendapatkan persetujuan orang tua mereka, dan dengan menyimpan informasi pribadi anak-anak, FTC mengatakan dalam sebuah pernyataan.

Perintah tersebut mengharuskan Microsoft untuk mengambil langkah-langkah untuk meningkatkan perlindungan privasi bagi pengguna anak dari sistem Xbox-nya. Ini akan memperluas perlindungan COPPA ke penerbit game pihak ketiga yang berbagi data anak-anak dengan Microsoft, kata FTC.

Seorang juru bicara Microsoft mengatakan perusahaan berkomitmen untuk mematuhi perintah tersebut. Juru bicara menambahkan proses pembuatan akun akan diperbarui dan kesalahan penyimpanan data yang ditemukan dalam sistem perusahaan akan diselesaikan.

"Perintah yang kami usulkan memudahkan orang tua untuk melindungi privasi anak-anak mereka di Xbox, dan membatasi informasi yang dapat dikumpulkan dan disimpan Microsoft tentang anak-anak," kata Samuel Levine, direktur Biro Perlindungan Konsumen FTC.

"Tindakan ini juga harus memperjelas bahwa avatar anak-anak, data biometrik, dan informasi kesehatan tidak dikecualikan dari COPPA," tambah Levine.

Undang-undang mewajibkan layanan online dan situs web yang ditujukan untuk anak-anak di bawah 13 tahun untuk memberi tahu orang tua tentang informasi pribadi yang mereka kumpulkan dan untuk mendapatkan persetujuan orang tua yang dapat diverifikasi sebelum mengumpulkan dan menggunakan informasi pribadi anak-anak tersebut.

Dari 2015 hingga 2020, Microsoft mempertahankan data yang dikumpulkannya dari anak-anak selama proses pembuatan akun, bahkan ketika orang tua gagal menyelesaikan proses tersebut, menurut keluhan tersebut.

FOLLOW US