• Oase

Amr bin Luhay, Pengubah Agama Nabi Ibrahim AS di Mekah

Rizki Ramadhani | Rabu, 24/05/2023 15:01 WIB
Amr bin Luhay, Pengubah Agama Nabi Ibrahim AS di Mekah Ilustrasi (foto:kompasiana)

Jakarta - Pada generasi setelah mulai adanya khurafat di jazirah Arab, maka mulailah perkembangan ibadah yang akhirnya menjerumuskan diri ke dalam kesyirikan. Kisahnya dapat kita simak berikut ini.

Dikisahkan terdapat orang yang sangat terpandang dan dihormati oleh masyarakat pada zaman itu. Namanya Amr bin Luhay bin Qam`ah al-Khuza’i, beliau sangat dermawan. Bahkan Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitabnya Al-Bidayah wa An-Nihayah menjelaskan bahwa sang dermawan ini merupakan orang yang pertama kali memberi makanan dan minuman kepada jama’ah haji dengan gratis.

Selain itu,  ‘Amr bin Luhay bin Qam`ah juga menyembelih 10.000 ekor unta untuk jama’ah haji, dan memberikan 10.000 pakaian. Dia juga memberi makan kepada orang-orang Arab, membuatkan bagi mereka hais (korma yang dicampur tepung) yang dicampur dengan minyak saman dan madu, serta membuatkan bagi mereka adonan sawiq setiap tahun.

Bukan hanya itu, tokoh sentral dari dari bani Khuza’ah ini juga dikenal seorang pembuat rencana. Orang-orang Arab selalu menuruti perintahnya. Setiap kali dia membuat hal baru, pastilah orang Arab menjadikannya sebagai aturan.

Suatu hari Amr bin Luhay pergi dari Mekah ke negeri Syam untuk suatu keperluan. Dia menyaksikan banyak berhala yang disembah penduduk negeri Syam. Mereka menyembah berbagai patung, sebagai perantara (wasilah) untuk meminta berbagai keperluan dan perlindungan.

Amr bin Luhay meminta salah satu diantara berhala-berhala itu sebagai hadiah yang akan dibawa pulang ke Mekah. Mereka pun memberikan satu berhala yang diberi nama Hubal.

Lalu dia kembali ke Mekah dan memajang berhala yang didatangkan dari luar negeri tersebut di sekitar Ka’bah. Orang-orang diperintahkan untuk menyembah dan memuliakan Hubal. Tokoh yang dianggap bijaksana dan sangat mengetetahui tentang urusan peribadatan ini pun diikuti ucapannya.

Disebutkan oleh Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhu dalam Shahih Bukhari, bahwa Latta dahulu adalah orang dari Tsaqif. Lelaki ini memiliki kebiasaan suka menumbuk halus dan membuat adonan makanan (roti) di atas sebongkah batu besar. Roti tersebut disuguhkan kepada para jama’ah haji. Setelah lelaki yang salih ini meninggal dunia, maka dikuburkan.

Adapun Amr bin Luhay mengatakan bahwa sesungguhnya ia belum mati, tetapi hanya masuk ke dalam batu besar. Sang pembesar Mekah ini memerintahkan orang-orang agar membuat patung di kuburannya dan membangun rumah yang diberi nama `al-Lata`. Kemudian memerintahkan untuk menyembahnya. Masyarakat Mekah pun menuruti keinginannya.

Amr bin Luhay bin Qam`ah dari bani Khuza’ah inilah pelopor yang mengubah agama nabi Ibrahim dan nabi Isma’il `alaihimassalam dari agama tauhid menjadi agama paganisme (watsaniyah). Kesyirikan menyembah berhala berbentuk patung dan gambar pertama kali di negeri Arab.

Hingga akhirnya, menjadi suatu kebiasaan bagi bangsa Arab untuk menyembah berhala. Setiap daerah atau kabilah memiliki berhala. Seperti Al-Uzza dan Hubal merupakan patung yang terkenal di Mekah, diantara sekitar 360 berhala yang berada di Ka’bah. Latta di Tha’if, al-Manaat disembah oleh suku al-Aus dan al-Khazraj di Madinah.

Mereka meyakini semua berhala yang disembah itu sebagai perantara (wasilah) untuk meminta berbagai keperluan dan perlindungan dari Allah ﷻ. Padahal Allah Azza wa Jalla bersifat Maha Sempurna. Tidak membutuhkan perantara, apalagi sebagai tandingan.

Semoga Allah ﷻ senantiasa mencurahkan taufik dan hidayah kepada kita. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US