Jakarta - Al-Qur’an merupakan kitab suci kaum muslim di seluruh dunia hingga akhir jaman. Kitab yang menjadi pedoman hidup seluruh manusia. Semua kebenaran yang terdapat di dalam Al-Qur’an dan disampaikan nabi Muhammad shallallahu `alaihi wasallam tidak mungkin dapat disangkal oleh siapapun.
Diantara bukti otentik kebenarannya seperti yang tercantum dalam surah (ke-40) Ghafir (Al-Mu’min) ayat 36,
“Dan Fir`aun berkata, “Wahai Haman! Buatkanlah untukku sebuah bangunan yang tinggi agar aku sampai ke pintu-pintu.”
Ini membuktikan kebenaran Al-Qur’an dan nabi Muhammad ﷺ tidak melakukan plagiat atau hanya sekedar menyalin kisah dalam Taurat dan Injil. Dalam Taurat, Haman disebutkan merupakan menteri (wazir) dari kerajaan Persia. Namun Al-Qur’an menjelaskan sebenarnya Haman merupakan kaki tangan Fir’aun di Mesir. Jika menggunakan istilah di jaman sekarang, maka posisi Haman sebagai menteri pembangunan ataupun kepala mandor di kerajaan Mesir.
Piramida banyak terdapat di Mesir dan dinobatkan sebagai bangunan ajaib di dunia. Konstruksi unik bangunan yang sudah ada ribuan tahun lalu tersebut terdiri dari jutaan batu berukuran besar. Bagaimana orang Mesir kuno pada jaman itu memiliki kemampuan mengangkut dan menyusun bebatuan yang beratnya sekitar lima atau enam ribu kilogram tersebut hingga mencapai puncak Piramida?
Al-Qur’an adalah satu-satunya kitab, bahkan yang pertama kali menjelaskan rahasia pembangunan Piramida. Keunikan bangunan yang sejatinya adalah makam para raja dan penguasa di Mesir kala itu telah dijelaskan dalam Al-Qur’an surah (ke-28) Al-Qasas ayat 38,
“Dan Fir`aun berkata, “Wahai para pembesar kaumku! Aku tidak mengetahui ada Tuhan bagimu selain aku. Maka bakarkanlah tanah liat untukku wahai Haman (untuk membuat batu bata), kemudian buatkanlah bangunan yang tinggi untukku agar aku dapat naik melihat Tuhannya Musa, dan aku yakin bahwa dia termasuk pendusta.”
Firman ini jelas mengatakan bahwa Fir’aun menugaskan Haman dan rakyatnya untuk membuat bangunan tinggi dari tanah liat yang dipanaskan sebagai bahan utamanya.
Penelitian para ilmuan pun dilakukan bertahun-tahun lamanya dan hasilnya baru diketahui beberapa tahun terakhir ini. Yaitu setelah diciptakannya mikroskop elektron, sehingga ahli geologi mampu membedakan antara batu alam dengan batu buatan manusia.
Sebagai contoh, pembangunan Piramida yang paling besar di Giza dibangun dari dua jenis bebatuan. Bangsa Mesir kuno menggunakan batu asli (batu alam) pada bagian dasar Piramida. Adapun pada bagian atasnya menggunakan bebatuan yang dibuat secara manual hasil dari olahan tanah liat yang dipanaskan sehingga menjadi batuan keras dan tidak bisa dibedakan dengan batuan alam.
Hasil proses kimia dari olahan campuran tanah liat dengan lumpur kapur yang sudah diaduk dan dipanaskan dengan air garam tersebut dituangkan sesuai ukuran yang dikehendaki ke dalam tempat yang sudah disediakan di dinding Piramida dan bangunan tinggi lainnya.
Subhanallah, ribuan tahun setelah berakhirnya dinasti Fir’aun, saat tidak ada manusia di muka bumi pada masa itu yang mengetahui tentang rahasia Piramida, nabi Muhammad ﷺ telah memberitahu melalui wahyu Allah ﷻ sekitar 1.400 tahun yang lampau tentang fakta dan hakikat ilmiah misteri pembangunan Piramida. Bahkan, jauh sebelum diadakannya penelitian ilmiah. Adapun hasil penelitian manusia baru bisa sedikit mengetahuinya pada tahun 2006, setelah harian Amerika Times edisi 1 Januari 2006 mengabarkannya.
Kenyataan ini membuktikan bahwa nabi Muhammad ﷺ tidaklah berbicara mengikut hawa nafsunya melainkan petunjuk dari Allah ﷻ. Ayat tersebut termasuk diantara saksi kebenaran kenabian beliau ﷺ.
Semoga sekelumit kisah ini dapat menjadi hidayah dan meningkatkan keimanan kita. (Kontributor : Dicky Dewata)