Ilustrasi seorang ibu menyayangi anaknya (foto:posbekasi)
Jakarta - Setiap rasul dan nabi yang diutus oleh Allah Subhanahu wa ta’ala memiliki karakteristik masing-masing. Mereka juga diberikan karunia berupa mukjizat dari Allah Azza wa Jalla. Semua ini sebagai penguat dakwah mereka sekaligus sebagai hujjah kepada kaumnya.
Nabi Isa `alaihissalam memiliki banyak mukjizat yang diberikan Allah ﷻ. Bahkan ketika masih bayi sudah bisa berbicara menjelaskan siapa dirinya. Al-Qur’an mengabadikan perkataan beliau `alaihissalam selanjutnya dalam surah (ke-19) Maryam ayat 31-33,
"dan Dia menjadikan aku seorang yang diberkahi di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (melaksanakan) salat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup; dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka. Dan kesejahteraan semoga dilimpahkan kepadaku, pada hari kelahiranku, pada hari wafatku, dan pada hari aku dibangkitkan hidup kembali."
Nabi Isa `alaihissalam menyatakan bahwa Allah ﷻ telah memberkahi di mana pun ia berada. Dijelaskan dalam Tafsir As-Sam`aani 3/290, diantara keberkahan nabi yang mulia ini adalah beliau `alaihissalam selalu melakukan kebaikan di mana saja berada. Nabi yang bersahaja ini pun selalu membantu orang lain yang membutuhkan, baik dengan tenaganya atau pun nasehatnya.
Ibadah salat dan zakat merupakan syariat yang sudah ada sejak zaman dahulu. Adapun syariat zakat atas nabi Isa `alaihissalam, ada ulama yang berpendapat bahwa yang dimaksud adalah zakat harta, dan sebagian ulama lainnya berpendapat adalah zakat jiwa, atau penyucian jiwa. Pendapat ini dilandaskan fakta bahwa putera Maryam ini bukanlah seorang yang hidup dalam kemewahan.
Berdasarkan Tafsir At-Thobari 15/531, bahkan sebagian ahli tafsir mengisahkan bahwa nabi terakhir yang diutus kepada bani Israil ini selalu memakai baju yang sederhana. Beliau `alaihissalam tidak memiliki rumah, dan tidur di mana pun beliau `alaihissalam merasakan keletihan.
Allah ﷻ juga telah menjadikan nabi Isa `alaihissalam sebagai putera yang sangat berbakti kepada ibunya. Dan sebaliknya, Allah ﷻ tidak menjadikan beliau `alaihissalam sebagai seorang yang sombong lagi celaka. Dijelaskan dalam Tafsir Ibnu Katsir 5/230, terdapat celaan dan ancaman bagi siapa saja yang durhaka kepada orang tuanya.
Anak yang durhaka dapat dipastikan termasuk orang yang sombong dan celaka. Dia tega berakhlak buruk dengan manusia yang paling berjasa kepada dirinya.
Kemudian nabi yang bergelar ‘ulul azmi ini berdoa kepada Allah ﷻ memohon dilimpahkan kesejahteraan kepada dirinya, pada hari beliau `alaihissalam dilahirkan, diwafatkan, dan pada hari dibangkitkan hidup kembali.
Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-19) Maryam ayat 34,"Itulah Isa putra Maryam, (yang mengatakan) perkataan yang benar, yang mereka ragukan (berbantah-bantahan) tentang kebenarannya."
Semoga Allah ﷻ senantiasa memberi hidayah kepada kita semua. (Kontributor : Dicky Dewata)