• Oase

Seruan dan Dakwah Nabi Yahya AS untuk Diamalkan

Rizki Ramadhani | Rabu, 10/05/2023 15:09 WIB
Seruan dan Dakwah Nabi Yahya AS untuk Diamalkan Ilustrasi (foto: jatimtimes)

Jakarta - Sebelum nabi kita tercinta Muhammad ﷺ diutus, para nabi dan rasul sebelumnya `alaihimussalam juga telah menyampaikan dakwah untuk menyembah Allah Subhanahu wa Ta`ala semata dan tidak menyekutukan-Nya.

Nabi Yahya `alaihissalam diutus kepada kaumnya, bani Israil. Beliau `alaihissalam yang mengajarkan bani Israil cara bertaubat dengan mandi di sungai Jordan, dikenal dengan sebutan Asy-Syari`ah. Cara bertaubat inilah yang dikenal kaum muslim sebagai mandi besar untuk menyucikan diri dari hadas, baik besar maupun kecil.

Adapun kaum nasrani mengenal cara pertaubatan ini dengan nama pembaptisan. Karena itu pula mereka menyebut putera nabi Zakaria ‘alaihissalam ini dengan nama Yohanes sang pembabtis.

Seruan dan dakwah nabi Yahya ‘alaihissalam tidak disebut secara rinci dalam Al-Qur`an. Namun, dalam riwayat hadis disebutkan bahwa beliau `alaihissalam diperintahkan untuk melaksanakan lima perkara. Dan menyampaikannya kepada bani Israil untuk mengamalkannya juga.

Dinukil dari hadis sahih yang cukup panjang riwayat imam Ahmad dan Tirmidzi rahimakumullah. Dikisahkan bahwa nabi Isa `alaihissalam mengingatkan nabi Yahya `alaihissalam untuk segera menyampaikan lima hal tersebut kepada bani Israil. Maka nabi Yahya `alaihissalam pun melaksanakannya. Sudah tentu beliau `alaihissalam khawatir akan turun azab atau gempa terhadapnya jika mengabaikan perintah tersebut.

Putera nabi Zakaria `alaihissalam ini segera mengumpulkan kaumnya di Baitul Maqdis. Sehingga penuhlah Baitul Maqdis tersebut. Selanjutnya, disampaikanlah lima perintah Allah ﷻ untuk diamalkan dirinya dan bani Israil. Perintah yang diawali untuk menyembah Allah ﷻ dan tidak menyekutukan-Nya dengan sesuatupun.

Beliau `alaihissalam memberi permisalan sebagaimana seseorang yang membeli seorang budak dari hartanya, namun budak itu bekerja dan mengerjakan pekerjaanya kepada selain tuannya, maka siapa yang merasa senang dengan hal itu? Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah menciptakan kalian, memberi rezeki kepada kalian, sembahlah Dia dan janganlah kalian menyekutukan dengan sesuatupun.

Perintah selanjutnya untuk mendirikan salat. Sesungguhnya Allah ﷻ menghadapkan wajah-Nya kepada wajah hamba-Nya, selama dia tidak menoleh.

Dilanjutkan pula untuk berpuasa. Kali ini dipermisalkan dengan seseorang yang membawa sebotol minyak wangi pada sekelompok orang, maka semunya merasakan bau wangi tersebut. Bau harum mulut orang yang sedang berpuasa di sisi Allah ﷻ itu lebih harum daripada bau kasturi.

Beliau `alaihissalam menyampaikan perintah berikutnya untuk bersedekah. Sebagaimana dimisalkan seseorang yang menebus diri dan nyawanya saat ditawan dan hendak dibunuh. Sehingga dirinya bisa bebas.

Adapun perintah terakhir adalah untuk berdzikir kepada Allah `Azza wa Jalla. Permisalan hal itu adalah sebagaimana seseorang yang memasuki benteng yang kokoh untuk berlindung dari musuh yang mengejarnya. Sesungguhnya seorang hamba yang senantiasa berdzikir kepada Allah `Azza wa Jalla lebih dapat terjaga dari setan.

Maka nabi Muhammad ﷺ bersabda, ‘Dan aku perintahkan kalian dengan lima perkara. Allah yang memerintahkan aku; (1) mendengar kepada pemimpin dan taat (selama bukan maksiat), (2) dan berjihad bersama mereka, (3) dan hijrah, (4) dan berpegang kepada Al-Jama’ah, karena siapa yang berpisah dari Al-Jama’ah walaupun hanya sejengkal, maka ia telah melepaskan ikatan Islam dari lehernya kecuali jika ia kembali. (5) Dan siapa yang menyerukan seruan-seruan jahiliyah, maka ia termasuk bahan bakar api neraka jahannam.

Lalu ada orang berkata, “Wahai Rasulullah, orang yang menyeru seruan jahiliyah itu masuk neraka walaupun ia salat dan ia berpuasa?” Kata Rasulullah, “Iya, walaupun ia salat dan ia berpuasa. Maka hendaklah kalian menyeru dengan seruan Allah dimana Allah telah menamai kalian kaum muslimin dan kaum mukminin wahai hamba-hamba Allah.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi).

Semoga Allah ﷻ memudahkan kaum muslim untuk mengamalkannya. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US