JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) telah memeriksa belasan saksi dalam kasus penerimaan gratifikasi terkait proyek infrastruktur di Pemerintah Provinsi Aceh. Dua orang saksi mangkir dari panggilan KPK. 

Juru Bicara Pemberitaan KPK, Ali Fikri berharap, kedua saksi tersebut kooperatif dalam pemanggilan pemeriksaan berikutnya. Mereka yakni Staf Dinas Bina Marga Provinsi Aceh Nadhia Yamani dan Karyawan BPKS Bidang SDM Fachrul Hiwal. 

"Kedua saksi tidak hadir dan tanpa keterangan. Karenanya KPK ingatkan untuk kooperatif hadir sesuai dengan jadwal pemanggilan berikutnya dari tim penyidik," kata Ali dalam keterangan tertulis, Rabu (3/5). 

Tim penyidik KPK, lanjut Ali, telah mendalami keterangan dari belasan saksi lainnya. Izil Azhar diketahui sebagai tangan kanan Irwandi Yusuf untuk meminta jatah uang pembangunan beberapa proyek di Aceh. 

"Para saksi hadir dan didalami pengetahuannya antara lain terkait dengan dugaan peran Tersangka IA (Izil Azhar) sebagai orang kepercayaan Irwandi Yusuf dalam meminta jatah sejumlah uang dari beberapa proyek yang ada di Pemprov Aceh," ujarnya. 

Belasan saksi tersebut telah diperiksa di Polda Aceh pada Selasa (2/5) kemarin. Mereka diantaranya, Jamaluddin selaku Komisaris Utama PT Tuah Sejati, Rahmat Luthfi selaku Komisaris PT Tuah Sejat, Azlim selaku Direktur Operasional pada PT Tuah Sejati, Dewi Rosalina Selaku Pegawai PT Tuah Sejati, Rika Zairina selaku Bagian Pembelian pada PT Tuah Sejati, Abdul Halim selaku Pensiunan PNS Pemda Sabang, Teuku Yunaldi selaku Staf deputi teknologi dan pembangunan. 

Kemudian, Teuku Azrul Kamal selaku Pegawai Pemkot Sabang Bagian Hukum, IMRAN HARIS selaku PNS pada Dinas Bina Marga Provinsi Aceh, Metty Sselaku Kasubdit Tata Ruang dan Lingkungan Hidup BPK, Syahrizal selaku PNS pada Dinas Bina Marga Aceh, Saifullah Ramli selaku pegawai BPKS, Karsika Saputri selaku Kabag SDM pada BPKS.