JAKARTA - Kongres Brasil pada Rabu membuka penyelidikan atas penyerbuan gedung-gedung penting pemerintah di ibu kota pada 8 Januari oleh para demonstran yang melakukan kekerasan yang menyangkal kemenangan elektoral Presiden Luiz Inacio Lula da Silva yang baru saja dilantik.

Dalam sidang gabungan dua kamar, partai-partai mulai memilih 16 senator dan 16 perwakilan yang akan duduk di komite, dengan partai-partai oposisi dan sekutu pemerintah berjuang untuk menunjuk ketua dan pelapor.

Partai Buruh Lula telah mencoba menghindari penyelidikan kongres, berharap untuk menyerahkan penyelidikan kepada penegak hukum dan menjaga fokus anggota parlemen pada agenda legislatifnya. Oposisi sayap kanan telah mendorong penyelidikan sebagai cara untuk menyalahkan pemerintah barunya atas kegagalan keamanan di Brasilia hari itu.

Pemerintah khawatir penyelidikan itu akan menjadi pertunjukan sampingan politik, yang memicu semangat pendukung mantan Presiden Jair Bolsonaro dan mengalihkan perhatian dari usulan reformasi pajak dan aturan anggaran Lula yang dimaksudkan untuk membatasi utang publik dan mendorong program sosial untuk mengatasi ketidaksetaraan, kata sekutu pemerintah .

Oposisi, yang memiliki posisi kuat di Kongres, berencana menumpuk komite dengan anggota parlemen yang cukup untuk menjalankan dengar pendapat dan menempatkan pemerintah minoritas Lula dalam posisi bertahan, menurut Partai Liberal (PL) sayap kanan.

"Kami ingin memimpin komite. Partai kami ingin tahu mengapa pemerintah tidak mengerahkan polisi di jalanan," kata juru bicara PL, partai Bolsonaro dan terbesar di Kongres.

Perwakilan yang diusulkan oleh PL termasuk putra mantan presiden Eduardo Bolsonaro, mantan kepala intelijennya Alexandre Ramagem dan Andre Fernandes, yang menyerukan penyelidikan meskipun dia sedang diselidiki oleh Mahkamah Agung karena mendukung penyerbuan 8 Januari.

Demonstrasi sedang diselidiki oleh pengadilan tinggi, jaksa penuntut umum, dan polisi federal dalam penyelidikan yang dapat membawa konsekuensi yang lebih serius bagi Bolsonaro dan pendukungnya, 800 di antaranya menghadapi dakwaan perusakan dan membela kudeta militer.

Bolsonaro, yang membantah bertanggung jawab atas penyerbuan karena dia tidak berada di Brasil pada saat itu, dipanggil untuk bersaksi di markas polisi federal pada Rabu pagi.

Juru bicaranya Fabio Wajngarten mengatakan mantan presiden itu mengutuk peristiwa tersebut dalam sidang polisi.