Ilustrasi (foto:tribun)
Jakarta - Sebagai khalifah di muka bumi, kita dituntut untuk beramal salih. Mengajak orang berbuat baik dan melarang orang melakukan kejahatan. Sebagaimana hamba yang salih ini melakukan amar ma’ruf dan nahi munkar.
Nabi Sulaiman `alaihissalam telah mendengar kabar tentang kesyirikan yang terjadi di negeri Saba’. Maka, beliau `alaihissalam bermaksud memastikan kebenaran kabar dari burung Hud-Hud tersebut. Nabi yang mulia ini menugaskan burung Hud-Hud mengantarkan suratnya kepada ratu Bilqis. Beliau `alaihissalam juga menyampaikan misi agar sang burung memperhatikan reaksi mereka setelahnya secara rahasia.
Maka bergegaslah delegasi mulia ini menuju negeri Saba’. Dia jatuhkan surat tersebut ke dalam kamar ratu Bilqis. Sang ratu segera membuka dan membaca surat tersebut.
“Sesungguhnya (surat) itu dari SuIaiman yang isinya, “Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang muslim (berserah diri).”(Qs. An-Naml [ke-27] : 30-31).
Selanjutnya, pemimpin negeri Saba’ ini mengumpulkan para pembesar kerajaan di majelisnya. Beliau menceritakan adanya surat yang mulia dijatuhkan di kamarnya. Juga isi pesan dari nabi Sulaiman `alaihissalam yang sangat singkat namun sangat tegas.
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qurthubi dan tafsir Al-Baghowi, bahwa ratu Bilqis memuji surat tersebut. Menurutnya itu adalah surat dari seseorang yang agung. Beliau tentu telah mendengar berita tentang nabi yang juga raja mukmin penguasa dunia pada masanya ini. Apalagi surat tersebut bisa sampai langsung kepada dirinya. Langsung masuk ke dalam kamar pribadinya dengan melewati banyak penjaga kerajaan.
Para pembesar kerajaan memberikan pertimbangan untuk tidak perlu khawatir. Mereka merasa hebat dengan kekuatan kerajaan Saba’. Bangga memiliki bala tentara yang sangat berani dalam peperangan.
Ratu yang mencintai rakyat dan negerinya ini tidak setuju dengan usulan perlawanan dan peperangan. Beliau mencemaskan sikap dan perbuatan para raja pada umumnya. Raja-raja apabila memasuki suatu negeri, niscaya mereka membinasakannya. Penduduknya yang mulia akan menjadi hina.
Akhirnya ratu Bilqis menempuh cara lain. Beliau akan mengirim utusan kepada nabi Sulaiman `alaihissalam. Duta negeri Saba’ ini akan membawa berbagai hadiah. Keputusan berikutnya akan dilakukan beliau setelah para utusannya kembali.
Dijelaskan dalam tafsir Al-Qurthubi, bahwa ini menunjukkan kecerdasan sang ratu. Beliau ingin mengetahui tujuan nabi Sulaiman `alaihissalam. Orientasi dunia atau akhirat.
Keputusan berperang akan menjadi pilihannya jika putera nabi Daud `alaihissalam ini menerima hadiah tersebut. Karena sang penguasa negeri Saba’ ini menganggap bahwa kalau berbagai hadiahnya diterima, maka nabi Sulaiman `alaihissalam dalam suratnya tidak berbicara tentang agama melainkan hanya sekedar menyamarkan perkara dunia yang diinginkannya.
Namun sebaliknya, nabi yang berasal dari bani Israil ini akan dinilai serius dengan urusan agama dan akhirat seandainya tidak mau menerima hadiah.
Semoga keselamatan senantiasa tercurah kepada nabi Sulaiman `alaihissalam. (Kontributor : Dicky Dewata)