JAKARTA - Presiden Kolombia Gustavo Petro meminta menteri kabinetnya untuk mengundurkan diri, dua sumber mengatakan kepada Reuters pada Selasa malam, karena presiden sayap kiri itu menghadapi penundaan dan penentangan terhadap agendanya, khususnya reformasi kesehatan.
Beberapa kementerian dan tim komunikasi Petro tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang prospek perombakan.
Reformasi kesehatan Petro menghadapi penolakan di Kongres dan bahkan dari beberapa sekutu politiknya.
"Saya pikir pemerintah harus menyatakan dirinya dalam keadaan darurat," kata Petro pada sebuah acara Selasa malam. "Itu berarti tim pemerintah bekerja siang dan malam" untuk menurunkan harga pangan, memberikan tanah kepada petani miskin dan membawa kedamaian bagi negara.
Dia tidak mengomentari kemungkinan perombakan.
Sejumlah menteri Petro, termasuk Menteri Pertambangan dan Energi Irene Velez, telah menghadapi kritik keras atas berbagai masalah sejak Petro menjabat hampir sembilan bulan lalu dengan janji melakukan reformasi sosial dan ekonomi.
Petro sebagian besar mendukung para menterinya, termasuk Velez, meskipun ketidaksepakatan atas proposal reformasi kesehatan telah menyebabkan keluarnya menteri pendidikan, Alejandro Gaviria.
Menteri Dalam Negeri Alfonso Prada dapat diambil alih sebagai menteri pertahanan, kata satu sumber pemerintah yang menolak disebutkan namanya. Lainnya, termasuk Velez, dapat mempertahankan jabatan mereka, kata sumber itu.