• Oase

Teguran Allah SWT Kepada UtusanNya

Rizki Ramadhani | Sabtu, 22/04/2023 20:02 WIB
Teguran Allah SWT Kepada UtusanNya Ilustrasi Kaligrafi (foto:indonesiainside)

Jakarta - Allah Subhanahu wa ta’ala menakdirkan kepada para nabi sesekali untuk melakukan kekeliruan. Hal ini bertujuan agar mereka bertobat dan ibadahnya semakin luar biasa. Sehingga mereka jauh lebih utama daripada sebelumnya. Di sisi lain, merupakan pembelajaran untuk manusia sepanjang masa. Sebagaimana kisah yang dialami oleh nabi Daud `alaihissalam ini.

Nabi Daud `alaihissalam adalah orang yang pertama diangkat menjadi nabi sekaligus raja bani Israil. Sebelumnya para nabi berasal dari keturunan nabi, dan raja-raja berasal dari keturunan raja pula.

Nabi Daud `alaihissalam diberikan banyak keistimewaan oleh Allah Azza wa Jalla. Nabi yang memiliki suara indah ini senantiasa mengingat Allah ﷻ dalam segala kegiatannya. Bahkan, beliau `alaihissalam langsung bertaubat kepada Allah ﷻ atas kesalahannya.

Nabi yang merupakan keturunan dari Yahudza ini senantiasa memperhatikan berbagai macam masalah kaumnya. Beliau `alaihissalam sanggup mengatasi problem bani Israil. Sehingga dikenal pula sebagai hakim (qadhi) yang selalu menyelesaikan permasalahan.

Dikisahkan nabi yang taat ini sedang beribadah kepada Allah ﷻ dalam mihrab. Pada saat seperti itu, beliau `alaihissalam tidak melayani kaumnya. Tiba-tiba, ada dua orang yang memanjat dinding mihrab tersebut.

Dalam kisah Israiliyat disebutkan kedua orang tersebut adalah jelmaan malaikat `alaihimasalam. Mereka masuk menemui nabi Daud `alaihissalam. Kejadian ini membuat nabi yang mampu melunakan besi ini terkejut. Mereka pun segera menjelaskan masalah persengketaan mereka kepada beliau `alaihissalam.

Satu diantara mereka memiliki seekor kambing. Orang yang satunya mempunyai 99 ekor kambing betina. Persengketaan terjadi saat orang yang memiliki banyak kambing meminta diserahkan satu kambing itu kepadanya.

Setelah dia bercerita, maka nabi yang terkenal dengan ibadah puasanya ini langsung memutuskan perkara tersebut. Allah ﷻ berfirman dalam surah (ke-38) Shad ayat 24,

Dia (Daud) berkata, “Sungguh, dia telah berbuat zalim kepadamu dengan meminta kambingmu itu untuk (ditambahkan) kepada kambingnya. Memang banyak diantara orang-orang yang bersekutu itu berbuat zalim kepada yang lain, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan; dan hanya sedikitlah mereka yang begitu.” Dan Daud menduga bahwa Kami mengujinya; maka dia memohon ampunan kepada Tuhannya lalu menyungkur sujud dan bertobat.”

Tidak ada hadis sahih yang menjelaskan tentang hal ini. Secara zahir, keputusan nabi Daud `alaihissalam adalah benar. Orang yang memiliki banyak kambing ini termasuk manusia yang tamak. Dia masih meminta satu kambing saudaranya.

Akan tetapi, ternyata Allah ﷻ menilai nabi Daud `alaihissalam telah salah dalam memberi keputusan. Beliau `alaihissalam pun segera bertaubat kepada Allah Azza wa Jalla. Nabi yang salih ini menunjukan sikap senantiasa kembali kepada Allah ﷻ.

Berdasarkan tafsir Al-Qurthubi, sebagian ahli tafsir berpendapat bahwa kesalahan nabi Daud `alaihissalam adalah beliau `alaihissalam langsung memberi keputusan, sebelum mendengarkan pernyataan pihak kedua.

Allah ﷻ mengampuni kesalahan beliau `alaihissalam. Nabi Daud `alaihissalam menjadi lebih baik setelah bertaubat dalam perkara ini. Beliau `alaihissalam mempunyai kedudukan yang benar-benar dekat di sisi Allah ﷻ. Ini termasuk karakter utama nabi Daud `alaihissalam. Beliau `alaihissalam memiliki kekuatan dan senantiasa kembali kepada Allah ﷻ.

Semoga kita dapat mendulang berbagai mutiara faedah dari sekelumit kisah ini. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US