JAKARTA - Seorang hakim di Mahkamah Agung Brasil memerintahkan mantan Presiden Jair Bolsonaro untuk bersaksi di depan polisi federal dalam waktu 10 hari tentang perannya dalam penyerbuan gedung-gedung pemerintah pada 8 Januari oleh para pendukungnya.

Menurut sebuah dokumen yang dilihat oleh Reuters, Hakim Alexandre de Moraes menyetujui permintaan yang diajukan oleh jaksa penuntut umum negara itu, yang mengatakan kesaksian Bolsonaro adalah langkah yang "sangat diperlukan" untuk mengklarifikasi apa yang terjadi.

Pendukung sayap kanan Bolsonaro menyerbu dan merusak Kongres Brasil, istana kepresidenan, dan Mahkamah Agung seminggu setelah Presiden sayap kiri Luiz Inacio Lula da Silva menjabat, memprotes kemenangannya dalam pemilihan Oktober dan menyerukan kudeta militer.

Bolsonaro membantah bertanggung jawab atas kerusuhan itu - yang mengingatkan pada penyerbuan Capitol AS tahun 2021 oleh pendukung mantan Presiden Donald Trump.

Dia berargumen bahwa dia berada di luar negeri dalam pengasingan yang dipaksakan sendiri di Florida, di mana dia terbang dua hari sebelum masa jabatannya berakhir tanpa pernah mengakui kekalahan.

Para pengkritiknya mengatakan dia menghasut kerusuhan dengan mengobarkan para pendukungnya dengan serangan terhadap Lula dan dengan berulang kali mengkritik sistem pemungutan suara Brasil, yang dia klaim terbuka untuk penipuan, meskipun dia tidak pernah memberikan bukti.

Bolsonaro kembali ke Brasil pada Maret tetapi menghadapi penyelidikan hukum atas serangannya terhadap sistem pemungutan suara dan dugaan perannya dalam mendorong pendukung menyerbu Brasilia pada 8 Januari.

Jaksa pemilihan federal telah meminta Pengadilan Tinggi Pemilihan untuk melarang Bolsonaro dari jabatan terpilih selama delapan tahun karena menyerang sistem pemungutan suara dalam sebuah pertemuan yang dia panggil dengan korps diplomatik pada bulan Juli.