• News

Bagi Pengidap Hipertensi, Hindari 5 Makanan Ini Saat Buka Puasa

Asrul | Rabu, 05/04/2023 04:04 WIB
Bagi Pengidap Hipertensi, Hindari 5 Makanan Ini Saat Buka Puasa ilustrasi (foto: halodoc)

Jakarta - Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan kondisi tekanan di dalam pembuluh darah meningkat di atas angka normal. Seseorang terkena hipertensi ketika tekanan darahnya berada di angka 140/90 mmHg atau lebih tinggi.

Seseorang yang mengidap hipertensi benar-benar harus menerapkan pola makan sehat untuk menjaga kestabilan tekanan darahnya.

Apalagi saat bulan puasa, penting sekali untuk menghindari makanan yang dapat meningkatkan tekanan darah sehingga memicu kambuhnya hipertensi. 

Nah, tentu hal ini tidak ingin kamu rasakan bukan? Maka dari itu, kenali makanan yang harus dihindari saat berbuka puasa untuk pengidap hipertensi.

Pantangan Makanan Pengidap Hipertensi saat Berbuka Puasa Di bulan Ramadan ini, berbuka puasa menjadi suatu momen yang sangat spesial. Tak sedikit orang yang membeli banyak makanan kesukaannya untuk melepas lapar dan dahaga setelah seharian berpuasa. 

Eits, tetapi jika kamu memiliki hipertensi sebaiknya kamu berhati-hari dan tidak kalap saat berbuka. Sebab, ada beberapa pantangan makanan agar tekanan darah tidak naik secara tiba-tiba. 

1. Makanan kKya Akan Garam

Bagi pengidap hipertensi, hindari makanan yang kaya akan kandungan garam saat berbuka puasa. Garam adalah kontributor utama dari tekanan darah tinggi sehingga perlu dihindari. Makanan ini dapat menyebabkan hipertensi karena mampu memengaruhi keseimbangan cairan di dalam darah.   

Padahal, seseorang sebaiknya tidak mengonsumsi kandungan natrium sebesar 2.300 miligram atau setara 1 sendok teh. Maka dari itu, ada baiknya menghindari makanan dengan rasa yang asin saat berbuka puasa.   

2. Gula

Asupan gula yang berlebih saat berbuka puasa juga dapat meningkatkan tekanan darah. Minuman yang kaya akan gula dapat berkontribusi terhadap penambahan berat badan, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Kegemukan dan obesitas yang mempengaruhi tekanan darah tinggi seseorang. 

Bahkan, beberapa penelitian menyebutkan jika konsumsi gula berlebih juga dapat menimbulkan efek langsung pada peningkatan tekanan darah.  Maka dari itu, pastikan untuk membatasi konsumsi gula setiap harinya. Untuk pria, pastikan untuk mengonsumsi tidak lebih dari 9 sendok teh. Sedangkan untuk wanita, tidak lebih dari 6 sendok teh gula. 

3. Makanan Olahan Kaya Lemak Jenuh

Seseorang yang memiliki masalah tekanan darah tinggi juga perlu menghindari konsumsi makanan olahan yang kaya akan lemak jenuh. Lemak trans sendiri adalah lemak buatan yang meningkatkan umur simpan dan stabilitas makanan kemasan. 

Kandungan ini meningkatkan kadar kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan menurunkan kadar kolesterol HDL (kolesterol baik), sehingga lebih berisiko untuk mengalami hipertensi. 

Beberapa makanan yang kaya kandungan lemak jenuh pada produk hewani, seperti:  Susu dan krim kaya lemak. Mentega. Kulit ayam.

4. Daging Merah

Saat bulan puasa, biasanya ada banyak makanan olahan daging, seperti rendang atau gulai. Namun, bagi pengidap hipertensi sebaiknya hindari konsumsi daging saat berbuka puasa. Sebab, daging merah mengandung lemak jenuh, kolesterol, dan sodium, yang dapat meningkatkan tekanan darah. 

Selain itu proses metabolisme daging merah di dalam tubuh, juga dapat melepaskan senyawa yang memicu peningkatan tekanan darah. Oleh karena itu jika kamu memiliki hipertensi maka hindari memakan daging merah seperti daging sapi, domba, dan kambing.   

5. Gorengan

Di Indonesia berbuka dengan gorengan nampaknya sudah menjadi kebiasaan. Nah, buat kamu yang mengidap hipertensi sebaiknya hindari kebiasaan ini ya! Konsumsi gorengan dapat menyebabkan tensi darah naik, menurunkan kadar kolesterol HDL, dan meningkatkan risiko obesitas. 

Saat makanan digoreng dengan minyak maka kandungan air di dalamnya akan hilang dan menyerap minyak. Akibatnya, kalori dalam makanan menjadi meningkat. 

Oleh karena itu untuk pengidap hipertensi alangkah baiknya untuk berbuka dengan makanan sehat dan organik. Cobalah untuk mengisi piring dengan setidaknya 50 persen sayuran dan buah-buahan. 

 

Sumber: Halodoc

FOLLOW US