• News

Presiden Meksiko Sebut Kebakaran di Pusat Migran akibat Memprotes Deportasi

Yati Maulana | Rabu, 29/03/2023 18:05 WIB
Presiden Meksiko Sebut Kebakaran di Pusat Migran akibat Memprotes Deportasi Otoritas Meksiko dan petugas pemadam kebakaran memindahkan migran yang terluka saat kebakaran di Ciudad Juarez, Meksiko 27 Maret 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Sedikitnya 40 migran dari Amerika Tengah dan Selatan tewas setelah kebakaran terjadi pada Senin malam di pusat penampungan migran di kota perbatasan utara Meksiko, Ciudad Juarez.

Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador mengatakan pihak berwenang yakin kobaran api di kota seberang El Paso, Texas itu terjadi setelah beberapa migran membakar kasur sebagai protes setelah mengetahui mereka akan dideportasi.

"Mereka tidak berpikir itu akan menyebabkan tragedi yang mengerikan ini," kata Lopez Obrador dalam konferensi pers, mencatat bahwa sebagian besar migran di fasilitas itu berasal dari Amerika Tengah dan Venezuela.

Seorang juru bicara kementerian luar negeri Guatemala mengatakan para pejabat Meksiko telah memberi tahu pemerintah negara itu bahwa beberapa orang Venezuela di pusat itu telah membakar kasur.

Secara keseluruhan, ada 68 pria dewasa dari Amerika Tengah dan Selatan yang tinggal di fasilitas di kota seberang El Paso, Texas, kata Institut Migrasi Nasional Meksiko (INM).

Dua puluh sembilan dari mereka terluka dalam kobaran api dan dibawa ke empat rumah sakit di daerah itu, kata INM dalam sebuah pernyataan.

Mereka yang meninggal termasuk migran dari Guatemala dan Honduras, kata seorang pejabat Meksiko kepada Reuters.

Seorang saksi Reuters melihat mayat berbaris di kantong mayat dan memastikan bahwa api, yang asalnya sedang diselidiki, telah padam.

Kebakaran, salah satu yang paling mematikan yang melanda negara itu dalam beberapa tahun, terjadi ketika AS dan Meksiko berjuang untuk mengatasi rekor tingkat penyeberangan perbatasan di perbatasan bersama mereka.

Beberapa minggu terakhir telah terlihat penumpukan migran di kota-kota perbatasan Meksiko ketika pihak berwenang berusaha memproses permintaan suaka menggunakan aplikasi pemerintah AS baru yang dikenal sebagai CBP One.

Banyak migran merasa prosesnya terlalu lama dan awal bulan ini ratusan migran yang sebagian besar Venezuela terlibat perkelahian dengan pejabat AS di perbatasan setelah rasa frustrasi mereka memuncak tentang mendapatkan janji suaka.

Pada bulan Januari, pemerintahan Biden mengatakan akan memperluas pembatasan era Trump untuk segera mengusir migran Kuba, Nikaragua, dan Haiti yang tertangkap secara ilegal melintasi perbatasan AS-Meksiko dalam upaya menahan arus perbatasan.

Pada saat yang sama, Amerika Serikat mengatakan akan mengizinkan hingga 30.000 orang dari tiga negara tersebut ditambah Venezuela untuk memasuki negara itu melalui udara setiap bulan.

Kebakaran di Ciudad Juarez adalah salah satu insiden paling mematikan yang menimpa para migran di Meksiko dalam beberapa dekade terakhir.

Pada Desember 2021, setidaknya 55 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka ketika sebuah truk yang penuh dengan migran terbalik di perbatasan selatan negara bagian Chiapas.

Tujuh puluh dua migran dibantai oleh orang-orang bersenjata kartel narkoba di negara bagian Tamaulipas, Meksiko utara pada tahun 2010.

Empat puluh sembilan anak meninggal setelah kebakaran di pusat penitipan anak di utara kota Hermosillo pada tahun 2009.

FOLLOW US