• Oase

Buah Manis dari Keimanan dan Kesalehan Diri

Rizki Ramadhani | Rabu, 29/03/2023 23:30 WIB
Buah Manis dari Keimanan dan Kesalehan Diri   Ilustrasi (foto:panjimas)

Jakarta - Umat Islam diisyaratkan untuk beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan seluruh risalah yang disampaikan oleh nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wa Sallam. Keimanan ini harus ditingkatkan guna menjadi hamba yang saleh. Berikut ini sekelumit kisah dari keimanan dan kesalehan para hambaNya yang mulia.

Nabi Ibrahim `alaihissalam menikah dengan Sarah. Namun Sarah belum mempunyai anak walau sudah lama menikah.

Mengacu pada Al-Qur’an surah (ke-11) Hud ayat 69-74, Allah Subhanahu wa ta’ala mengutus para malaikat berwujud manusia untuk menyampaikan kabar gembira kepada beliau `alaihissalam akan lahir seorang anak dari istrinya, Sarah.

Sarah merasa heran mendengar kabar gembira yang mereka sampaikan. Dirinya berpikir itu adalah sesuatu yang ajaib. Bagaimana ia akan melahirkan anak sedangkan ia seorang wanita yang sudah tua dan mandul, sedangkan suaminya `alaihissalam juga sudah lanjut usia.

Malaikat juga menjelaskan bahwa ketetapan Allah yang Maha Terpuji dan Maha Pengasih itu adalah rahmat dan berkah dari-Nya yang dicurahkan kepada keluarga nabi Ibrahim `alaihissalam.

Mendengar berita tersebut, Nabi yang dijuluki khalillulah (kekasih Allah ﷻ) itupun menjadi tenang dan berbahagia. Apa yang diharapkannya ternyata akan tiba.

Berdasarkan literatur Israiliyyat yang dinukil oleh Al-Hafiz Ibnu Katsir rahimahullah dalam kitabnya Qoshoshul Anbiya’, bahwa  Sarah pun mengandung dan melahirkan seorang putra. Anak tersebut diberi nama Ishaq oleh nabi Ibrahim `alaihissalam. Peristiwa ini terjadi 14 tahun setelah lahirnya Ismail `alaihissalam.

Konon disebutkan pula bahwa pada saat itu, nabi yang bergelar Abul Anbiya (bapak atau ayah dari para Nabi) itu sudah sangat tua dan berusia 100 tahun. Sedangkan Sarah sudah berusia 90 tahun. Wallahu A’lam semua ini disebutkan dalam Israiliyyat yang dinukil dari literatur-literatur Ahlul Kitab.

Ahli Kitab menyebutkan, bahwa saat Ishaq `alaihissalam berusia 40 tahun, beliau menikahi Rafqah binti Batu’il. Ketika itu ayahnya, nabi Ibrahim `alaihissalam masih hidup.

Istrinya adalah seorang yang mandul, maka nabi Ishaq `alaihissalam berdoa kepada Allah ﷻ untuknya, hingga istrinya pun hamil dan melahirkan anak yang kembar.

Anak yang pertama bernama ‘Iishuu. Orang-orang Arab menyebutnya ‘Iish atau ‘Isu; ia adalah nenek moyang bangsa Romawi. Yang kedua bernama Ya’qub. Disebut Ya’qub karena ia lahir dalam keadaan memegang tumit saudaranya. Ya’qub `alaihissalam juga disebut Israil, yang memiliki arti hamba Allah ﷻ. Nabi Ya’qub `alaihissalam merupakan nenek moyang bani Israil.

Allah ﷻ memuji dalam Al-Qur’an surah (ke-38) Shaad ayat 45-47,

Dan ingatlah hamba-hamba Kami: Ibrahim, Ishaq, dan Ya`qub yang mempunyai kekuatan-kekuatan (perbuatan-perbuatan) yang besar dan ilmu-ilmu (yang tinggi). Sungguh, Kami telah menyucikan mereka dengan (menganugerahkan) akhlak yang tinggi kepadanya yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat. Dan sungguh, di sisi Kami mereka termasuk orang-orang pilihan yang paling baik."

Kita juga mendapati pujian dari nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam di dalam hadits riwayat Bukhari dan Muslim,

Orang mulia putera orang mulia putera orang mulia putera orang mulia ialah Yusuf putera Ya’qub putera Ishaq putera Ibrahim -`alaihimus salām-.”

Betapa pentingnya menjadi orang tua yang saleh dan mendidik anak-anaknya menjadi saleh. Maka kemuliaanlah yang akan didapatkan di sisi Allah ﷻ.

Semoga Allah ﷻ menjadikan kita sebagai hamba yang saleh dan memiliki keterunan yang saleh pula.

(Kontributor :Dicky Dewata)

FOLLOW US