• News

Intelijen AS Sebut Korea Utara Tidak Siap Uji Coba Nuklir saat Latihan Militer

Yati Maulana | Kamis, 23/03/2023 19:05 WIB
Intelijen AS Sebut Korea Utara Tidak Siap Uji Coba Nuklir saat Latihan Militer Direktur Badan Intelijen Pertahanan Scott Berrier memberikan kesaksian di Capitol Hill di Washington, AS, 8 Maret 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un tampaknya tidak siap untuk melakukan uji coba nuklir selama latihan militer AS-Korea Selatan, tetapi Amerika Serikat tetap waspada, kata direktur Badan Intelijen Pertahanan pada hari Rabu.

Pejabat AS telah memperingatkan selama hampir satu tahun bahwa Korea Utara dapat melanjutkan uji coba nuklir untuk pertama kalinya sejak 2017, sebuah langkah yang akan dilihat sebagai provokasi serius oleh Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang.

Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan dan pejabat lainnya memperingatkan kemungkinan itu pada Mei 2022 menjelang perjalanan Presiden Joe Biden ke Asia.

"Saya juga sudah menunggu itu," kata Letnan Jenderal Scott Berrier kepada wartawan di markas DIA. "Ada banyak faktor berbeda yang berperan dalam kalkulus keputusan (Kim) tentang itu. Dan ada banyak hal yang kami amati dalam hal indikasi dan peringatan. Keduanya belum sejalan."

Berrier mengatakan Kim bisa memilih waktu uji coba nuklir bertepatan dengan latihan Freedom Shield yang sedang berlangsung oleh militer AS dan Korea Selatan. Latihan 11 hari akan berakhir pada hari Kamis.

"Sepertinya dia tidak akan melakukan itu," kata Berrier. "Tapi dia akan membuka sumbat itu pada waktu dan tempat yang dia pilih, yang merupakan sesuatu yang akan kita awasi dengan sangat, sangat hati-hati."

Korea Utara telah lama dilarang melakukan uji coba nuklir dan peluncuran rudal balistik oleh Dewan Keamanan, yang telah memperkuat sanksi terhadap Pyongyang selama bertahun-tahun untuk menghentikan pendanaan bagi program tersebut.

Dalam beberapa tahun terakhir, badan beranggotakan 15 orang itu terpecah tentang cara menangani Korea Utara. Meskipun Rusia dan China mendukung sanksi yang lebih keras setelah uji coba nuklir terakhir Korea Utara, pada Mei 2022 mereka memveto dorongan pimpinan AS untuk memberlakukan lebih banyak sanksi PBB atas peluncuran rudal balistik Korea Utara yang diperbarui.

Korea Utara melakukan sejumlah peluncuran yang belum pernah terjadi sebelumnya tahun lalu, termasuk rudal balistik antarbenua yang dirancang untuk mencapai daratan AS.

Pengujian itu berlanjut. Korea Utara menembakkan beberapa rudal jelajah di lepas pantai timurnya pada hari Rabu, tiga hari setelah menembakkan rudal balistik jarak pendek ke laut.

Kantor berita Korea Selatan Yonhap mengatakan peluncuran hari Rabu bisa melibatkan rudal jelajah strategis.

"Strategis" biasanya digunakan untuk menggambarkan senjata yang memiliki kemampuan nuklir. Penembakan rudal jelajah strategis terakhir Korea Utara yang diketahui adalah pada 12 Maret, ketika dikatakan menembakkan dua dari kapal selam.

Ditanya tentang kesibukan pengujian oleh Korea Utara, Berrier mengatakan dia yakin Kim masih belum puas dengan pencegahannya, meskipun ada kemajuan dalam program militernya dalam beberapa tahun terakhir.

“Dia terus mengejar akurasi yang lebih besar dan mematikan dengan kekuatan misilnya,” kata Berrier.

Dia mencatat bahwa pasukan darat konvensional Korea Utara "telah berhenti berkembang seiring waktu" karena Kim telah mengembangkan program senjata nuklir dan misilnya.

"Tapi saya pikir Korea Utara jauh lebih berbahaya daripada sebelumnya," kata Berrier.

FOLLOW US