• News

Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik saat Berlangsung Latihan Militer AS-Korea Selatan

Yati Maulana | Senin, 20/03/2023 05:05 WIB
Korea Utara Tembakkan Rudal Balistik saat Berlangsung Latihan Militer AS-Korea Selatan Rudal yang ditembakkan oleh militer Korea Utara di lokasi yang dirahasiakan dalam gambar yang dirilis pada 15 Maret 2023. Foto: KCNA via REUTERS

JAKARTA - Korea Utara menembakkan rudal balistik jarak pendek ke arah laut di lepas pantai timur Semenanjung Korea pada hari Minggu, kata Korea Selatan dan Jepang, dalam serangkaian uji terbaru yang dilakukan oleh negara bersenjata nuklir sejak awal tahun ini.

Rudal itu, diluncurkan dari situs Dongchang-ri di pantai barat sekitar pukul 11:05 (0205 GMT), terbang sekitar 800 km (500 mil) sebelum mengenai sasaran, kata pernyataan militer Korea Selatan. Kementerian Pertahanan Jepang mengatakan rudal itu terbang setinggi 50 km (30 mil).

Segera setelah peluncuran pada hari Minggu, Kementerian Pertahanan Nasional Korea Selatan mengatakan bahwa AS mengerahkan pembom strategis B-1B untuk latihan udara bersama, yang Seoul dan Washington katakan mereka lakukan untuk memperkuat pencegahan.

Pengerahan pembom direncanakan sebelumnya dan tidak terkait dengan peluncuran terbaru Korea Utara, lapor kantor berita Korea Selatan Yonhap, mengutip militer.

Jepang dan AS juga melakukan latihan militer udara dan laut bersama di atas laut antara semenanjung Korea dan Jepang selama tiga hari berturut-turut pada Minggu, lapor media lokal Jepang.

Seoul mengutuk peluncuran rudal balistik Korea Utara sebagai "pelanggaran yang jelas" terhadap resolusi Dewan Keamanan PBB.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Minggu, para menteri luar negeri G7 mengatakan mereka "sangat menyesali" kelambanan Dewan Keamanan PBB (DK PBB) terhadap Korea Utara yang disebabkan oleh "halangan" beberapa anggota.

Tidak ada negara yang disebutkan, tetapi China dan Rusia telah memblokir upaya PBB untuk menanggapi serangkaian uji coba rudal Korea Utara.

Peluncuran tersebut telah memicu kritik dari Tokyo dan Washington, serta dari Seoul.

"Perilaku Korea Utara mengancam perdamaian dan keamanan internasional, dan tidak dapat diterima," Menteri Pertahanan Jepang Toshiro Ino mengatakan pada konferensi pers, menambahkan bahwa Jepang telah melakukan protes keras melalui kedutaan Korea Utara di Beijing.

Komando Indo-Pasifik A.S. mengatakan peluncuran hari Minggu tidak menimbulkan ancaman langsung bagi personel A.S. atau sekutunya. Namun peluncuran rudal tersebut menyoroti dampak destabilisasi dari senjata pemusnah massal dan program rudal balistik Pyongyang yang melanggar hukum, katanya dalam sebuah pernyataan.

Korea Utara pada hari Kamis menembakkan rudal balistik antarbenua (ICBM) ke laut antara Semenanjung Korea dan Jepang, beberapa jam sebelum presiden Korea Selatan terbang ke Tokyo untuk pertemuan puncak yang membahas cara-cara untuk melawan Korea Utara.

Pyongyang mengatakan peluncuran ICBM hari Kamis adalah peringatan terhadap latihan militer AS-Korea Selatan, lapor media pemerintah KCNA.

Pasukan Korea Selatan dan AS memulai latihan selama 11 hari, dijuluki "Freedom Shield 23", seminggu yang lalu dalam skala yang tidak terlihat sejak 2017.

Korea Utara mengkritik Sekretaris Jenderal AS dan PBB António Guterres, KCNA melaporkan pada hari Minggu, karena mengangkat masalah pelanggaran hak asasi manusia pada pertemuan informal DK PBB, menggambarkannya sebagai "tantangan serius" terhadap kedaulatannya.

"AS meluncurkan kampanye hak asasi manusia melawan DPRK di arena PBB sambil melakukan latihan militer gabungan yang agresif yang menimbulkan ancaman besar bagi keamanan nasional kita," kata Misi Permanen Korea Utara untuk PBB seperti dikutip oleh media pemerintah.

FOLLOW US