• News

Kasus Campak Dikonfirmasi di Kentucky, Diidentifikasi Tidak Divaksin

Yati Maulana | Senin, 06/03/2023 14:02 WIB
Kasus Campak Dikonfirmasi di Kentucky, Diidentifikasi Tidak Divaksin CDC melarang warga Amerika mengunjungi Canada karena kasus Covid tinggi. Foto: Reuters

JAKARTA - Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan pada hari Jumat bahwa pihaknya mengeluarkan peringatan kesehatan untuk memberi tahu klinik dan pejabat kesehatan masyarakat agar waspada setelah kasus campak dikonfirmasi pada pertemuan besar di Kentucky.

Pada 24 Februari, Departemen Kesehatan Masyarakat Kentucky mengidentifikasi kasus campak yang dikonfirmasi pada individu yang tidak divaksinasi dengan riwayat perjalanan internasional baru-baru ini, kata CDC.

Saat terinfeksi, individu tersebut menghadiri pertemuan keagamaan besar pada 17-18 Februari, dengan perkiraan 20.000 orang di sana dari negara bagian dan negara lain, kata badan nasional itu.

Campak adalah salah satu virus manusia yang paling menular dan hampir seluruhnya dapat dicegah melalui vaksinasi. Namun, diperlukan cakupan vaksin 95% untuk mencegah wabah di antara populasi.

CDC mengatakan dokter harus mempertimbangkan campak sebagai diagnosis dengan siapa pun dengan gejala yang sesuai secara klinis. Badan tersebut juga meminta dokter untuk merekomendasikan suntikan campak, gondok dan rubella untuk pasien yang tidak divaksinasi atau tidak divaksinasi penuh.

Penasihat itu juga merekomendasikan profesional kesehatan untuk segera memberi tahu departemen kesehatan lokal atau negara bagian tentang dugaan kasus campak untuk memastikan pengujian cepat mengikuti rekomendasi pengujian CDC.

Pada bulan November, CDC dan Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan bahwa sekarang ada ancaman penyebaran campak di berbagai wilayah secara global, karena COVID-19 menyebabkan penurunan yang stabil dalam cakupan vaksinasi dan pengawasan penyakit yang melemah.

FOLLOW US