• News

3 Februari Festival Setsubun di Jepang, Mencari Iblis Keberuntungan

Tri Umardini | Jum'at, 03/02/2023 08:01 WIB
3 Februari Festival Setsubun di Jepang, Mencari Iblis Keberuntungan 3 Februari Festival Setsubun di Jepang, Mencari Iblis Keberuntungan. (FOTO: ABOUTJAPAN)

JAKARTA - Festival Setsubun dirayakan pada tanggal 3 Februari setiap tahun, namun dapat juga dirayakan sehari sebelum tanggal 2 Februari, atau lusa pada tanggal 4 Februari tergantung pada kalender lunar Jepang.

Hari itu menandai dimulainya musim semi dan dimulainya festival musim semi di Jepang, yang disebut Hina Matsuri.

** Sejarah Festival Setsubun

Dikutip dari nationaltoday, Tsuina atau Setsubun berasal dari agama bernama Nuo Folk dari masyarakat Tujia di Tiongkok pada abad ke-8.

Orang-orang Nuo mempraktikkan pengusiran setan di mana setan dipaksa meninggalkan seseorang menggunakan berbagai metode.

Pada abad ke-13, roh-roh jahat ini diusir dengan membakar kayu, mengeringkan kepala ikan sarden, dan menabuh genderang dengan keras.

Praktik ini berlanjut di Jepang hingga hari ini, tetapi dengan kedelai panggang dalam praktik yang disebut `mamemaki,` kacang tersebut dibuang ke luar pintu rumah atau ke anggota keluarga yang mengenakan topeng setan sambil berteriak “Iblis! Keberuntungan!”

Orang-orang kemudian makan kedelai panggang, diyakini membawa keberuntungan, dan di mana satu biji mewakili setiap tahun kehidupan.

Satu lagi dinikmati untuk membawa keberuntungan di tahun mendatang. Juga umum di Jepang saat ini, untuk melihat kepala sarden kering dan daun holly tergantung di luar rumah,

Di wilayah Kansai, orang mengamati Setsubun dengan memakan sushi gulung khusus yang disebut `eho-maki` yang dipercaya membawa keberuntungan jika dimakan sambil menghadap ke `arah keberuntungan`, yang ditentukan oleh tanda zodiak tahun itu.

Misalnya, arah keberuntungan tahun 2021 adalah Tenggara-Tenggara. Kini, tradisi ini telah menyebar ke daerah lain di Jepang juga.

Karena hari itu merayakan pergantian musim, orang-orang juga berdandan sebagai `kebalikan` mereka di mana, misalnya, gadis-gadis muda berpakaian seperti wanita yang lebih tua dan sebaliknya atau di mana pria berpakaian seperti wanita.

** Garis Waktu Festival Setsubun

1. Abad ke-8 Praktek pengusiran setan
Agama Rakyat Nuo Tionghoa memengaruhi praktik pengusiran setan selama Setsubun.

2. Abad ke-13 Menangkal Kejahatan
Jepang mengadopsi kebiasaan mengusir roh jahat dengan membakar kepala sarden kering.

3. Abad ke-14 Mamamaki
Kebiasaan `mamemaki,` atau melempar kacang kedelai diperkenalkan.

4. Abad ke-19 Beralih ke Kalender Gregorian
Jepang beralih ke kalender Gregorian tetapi kalender lunar China masih diikuti untuk banyak kesempatan. (*)

 

FOLLOW US