• News

Suhu Beku dan Flu Menewaskan 78 Orang di Afghanistan

Yati Maulana | Jum'at, 20/01/2023 11:01 WIB
Suhu Beku dan Flu Menewaskan 78 Orang di Afghanistan Seorang pria Afghanistan berjalan di pemakaman yang tertutup salju di Kabul, Afghanistan, 11 Januari 2023. Foto: Reuters

JAKARTA - Setidaknya 78 orang tewas karena kedinginan di Afghanistan selama musim dingin terburuk di negara itu dalam lebih dari satu dekade, kata pihak berwenang, Kamis. Kematian akibat flu telah tercatat di delapan dari 34 provinsi di negara itu, kata para pejabat.

Musim dingin terdingin dalam 15 tahun, yang telah melihat suhu turun serendah -34 derajat Celcius (-29,2 derajat Fahrenheit), telah melanda Afghanistan di tengah krisis ekonomi yang parah.

Banyak kelompok bantuan telah menangguhkan sebagian operasi dalam beberapa pekan terakhir karena keputusan Taliban bahwa sebagian besar pekerja LSM perempuan tidak dapat bekerja, membuat lembaga tidak dapat menjalankan banyak program di negara konservatif itu.

“Cuaca akan semakin dingin dalam beberapa hari ke depan, oleh karena itu bantuan kemanusiaan untuk korban bencana perlu dipertimbangkan,” kata Abdullah Ahmadi, Kepala Pusat Operasi Keadaan Darurat Kementerian Penanggulangan Bencana.

Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (UNOCHA) mengatakan pekan lalu bahwa pembatasan pekerja perempuan menghambat upaya pengiriman bantuan.

"Mitra kemanusiaan memberikan dukungan musim dingin kepada keluarga, termasuk pemanas, uang tunai untuk bahan bakar, dan pakaian hangat, tetapi distribusi sangat dipengaruhi oleh ... larangan pekerja bantuan LSM perempuan," katanya.

Bahkan di awal musim dingin, petugas kesehatan telah melaporkan peningkatan tajam jumlah anak kecil yang menderita kasus pneumonia serius dan penyakit pernapasan lainnya, sebagian karena kemiskinan yang memburuk yang membuat orang tidak dapat menghangatkan rumah dengan baik.

Sekitar 77.000 ternak juga telah mati dalam sembilan hari terakhir, mengancam akan memperdalam kerawanan pangan negara itu.

“Kehilangan mata pencaharian dan aset semakin membahayakan keluarga Afghanistan pada saat 21,2 juta orang sangat membutuhkan dukungan makanan dan pertanian yang berkelanjutan,” kata UNOCHA di Twitter.

FOLLOW US