• Kabar Pertanian

Pakar Pangan Apresiasi Kementan Mampu Jamin Ketersediaan Pangan

Agus Mughni Muttaqin | Senin, 09/01/2023 09:07 WIB
Pakar Pangan Apresiasi Kementan Mampu Jamin Ketersediaan Pangan Iustrasi Stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang (Foto: Humastani)

PADANG - Kementerian Pertanian (Kementan) terus melakukan berbagai upaya dalam memenuhi ketersediaan beras dalam negeri. Hasilnya, pemerintah mampu menjamin ketersediaan pangan pada momentum Natal dan tahun baru. Keberhasilan ini mendapat apresiasi dari sejumlah pihak, termasuk dari pakar pangan Universitas Abdalas, Muhammad Makky.

Menurut Makky, apabila dilihat dari tabel yang disampaikan Bapanas terkait data BPS mengenai pengamatan November 2022 bahwa proyeksi produksi beras pada bulan Desember 2022 mencapai 1,42 juta ton dan Januari tahun ini mencapai 1,31 juta ton serta bulan Februari selanjutnya sebesar 4,32 juta ton.

"Artinya mulai dari tahun 2018, 2019, hingga 2022, Indonesia itu betul mengalami surplus produksi beras bahkan 2018, 2019, 2020 itu di atas 2 juta ton per tahun. Dan pada tahun ini 2022 itu juga hampir mencapai 2 juta ton. Karena disini tercatat angkanya 1,74 juta ton," ujar Makky, Sabtu, 7 Januari 2023.

Dari sisi range konsumsi, kata Makky, kondisi perberasan setiap tahun rata-rata peningkatannya sebesar 0,5 juta ton. Bahkan kalau dilihat dari angka tahun 2020, 2021 dan 2022 terlihat adanya penurunan tingkat konsumsi beras sehingga peningkatan year on year atau dari tahun ke tahunnya itu tidak mencapai setengah juta ton.

"Kalau kita lihat dari 2022 dibanding 2021 itu hanya 0,2 juta ton atau hanya 200 ribu ton beras saja. Sedangkan peningkatan produksinya itu mencapai 600 ribu ton beras, artinya dari 1 tahun belakangan saja kita sudah surplus, demikian juga dengan tahun-tahun sebelumnya sehingga seharusnya akumulasi surplus beras ini dikelola Bulog, seharusnya stok beras secara nasional memang angkanya itu surplus," katanya.

Makky mengatakan, dengan membaca berbagai data tersebut maka bulan Februari mendatang kemungkinan besar akan terjadi panen raya dengan produksi pada bulan tersebut bisa surplus berbanding konsumsinya sebesar 1,81 juta ton, dimana proyeksi panen raya pada bulan Februari 2023 4,3 juta ton dan konsumsinya hanya 2,5 juta ton.

"Ini kita lihat juga bahwa tren peningkatan konsumsi itu setiap bulannya tidak jauh berbeda walaupun dia di Desember akhir tahun banyak perayaan ataupun misalnya kita lihat di bulan Mei 2022 itu ada hari raya itu tetap rata-rata konsumsi sebesar 2,5 juta ton. Jadi disini memang data yang di paparkan Bapanas pun menunjukan bahwa kalau kita lihat secara year on year Indonesia itu selalu surplus beras," katanya.

Sementara mengenai adanya kenaikan harga beras, menurut Makky, hal itu terjadi lantaran harga beras di pasar Internasional mengalami kenaikan. Artinya kalau harga beras di pasar internasional turun, tentu harga beras di dalam negeri juga ikut turun.

"Dan seperti yang telah saya sampaikan sebelumnya berdasarkan data United Stated Departement of Agriculture (USDA) itu dari tahun 2020 harga beras di pasar internasional trennya selalu naik. Mungkin itu juga yang menjadi pemicu kenaikan harga beras di Indonesia," jelasnya.

FOLLOW US