• Bisnis

Sempat Naik, Kini Harga Cabai Berangsur Turun

Eko Budhiarto | Rabu, 04/01/2023 18:15 WIB
Sempat Naik, Kini Harga Cabai Berangsur Turun Kepala Badan Pangan Nasional/NFA, Arief Prasetyo Adi

JAKARTA - Harga cabai pada awal 2023 berangsur turun, setelah sebelumnya sempat naik. Penurunan tersebut merujuk kepada data Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA).

“Untuk awal tahun ini secara umum ketersediaan dan harga pangan relatif stabil, beberapa komoditas mengalami penurunan harga seperti seperti telur. Komoditas cabai rawit merah, cabai merah keriting, sempat mengalami kenaikan namun telah berangsur turun,” kata Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi di Jakarta, Rabu (4/1/2023).

Dia mengatakan NFA terus berupaya menjaga stabilitas harga pangan strategis di awal tahun 2023. Berdasarkan data yang dihimpun dari asosiasi produsen dan Panel Harga Pangan NFA, harga sejumlah komoditas pangan seperti cabai rawit merah, cabai merah keriting, dan telur berangsur mengalami penurunan.

Berdasarkan data Asosiasi Petani Cabai Indonesia (APCI), harga cabai per 2 Januari di tingkat produsen berangsur mengalami penurunan dibanding 1 Januari lalu. Cabai rawit merah rata-rata mengalami penurunan sekitar Rp13.000 – Rp17.000 per kg.

Untuk cabai rawit merah varian Ori 212 sebelumnya Rp62.000 per kg turun menjadi Rp45.000 per kg, Asmoro 043 sebelumnya Rp60.000 per kg turun menjadi Rp43.000 per kg, Lokal Kediri sebelumnya Rp60.000 per kg menjadi Rp43.000 per kg, Bhaskara sebelumnya Rp48.000 per kg turun menjadi Rp35.000 per kg, Dewata sebelumnya Rp48.000 per kg turun menjadi Rp35.000 per kg, Manu/prentul sebelumnya Rp54.000 turun menjadi Rp38.000 per kg.

Sementara itu, cabai rawit merah keriting turun dari sebelumnya Rp28.000 per kg menjadi Rp25.000 per kg. Sedangkan untuk cabai merah besar harga stabil di kisaran Rp15.000 – Rp16.000 per kg.

Arief mengatakan kenaikan harga cabai yang terjadi pada akhir Desember akibat dari kenaikan harga di tingkat produsen yang disebabkan tingginya intensitas hujan dan libur akhir tahun. Kondisi tersebut berdampak pada menurunnya jumlah petikan dan volume pengiriman ke daerah konsumsi seperti Jabodetabek.

“Kami telah berkoordinasi dengan wilayah sentra produksi untuk mendorong distribusi ke daerah konsumsi, khususnya Jabodetabek. Per 2 Januari lalu cabai di tingkat produsen sudah berangsur turun sekitar Rp13.000 – Rp17.000 per kg,” katanya.

Menurut Arief, saat ini pasokan cabai ke pasar, daerah konsumsi, dan industri sudah kembali normal dibanding 1 Januari lalu. Berdasarkan data APCI Kabupaten Kediri, stok pasokan yang ada di wilayah Kediri saat ini tersedia 58 ton, jauh meningkat dibanding 1 Januari lalu yang hanya tersedia 15 ton.

Untuk pengiriman dari Kediri ke Jabodetabek juga terpantau mengalami peningkatan, dari sebelumnya hanya 5 ton menjadi 17 ton. Pengiriman ke sektor industri juga mengalami kenaikan dari 4 ton menjadi 27 ton.

Dia berharap, kembali normalnya produksi dan pendistribusian cabai dapat menjaga stabilitas harga cabai baik di tingkat produsen maupun konsumen sesuai dengan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) yang sudah di tetapkan NFA melalui Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 11 Tahun 2022.

Dalam HAP tersebut diatur untuk harga cabai merah keriting Rp22.000 – Rp29.600 per kg di tingkat produsen dan Rp37.000 – Rp55.000 per kg di tingkat konsumen. Sedangkan harga cabai rawit merah Rp25.000 – Rp31.500 per kg di tingkat produsen dan Rp40.000 – Rp57.000 per kg di tingkat konsumen.

Berdasarkan data Panel Harga Pangan NFA per 3 Januari, komoditas telur juga mengalami penurunan. Untuk wilayah DKI Jakarta harga telur turun dari Rp30.420 per kg di pertengahan Desember menjadi Rp29.400 per kg. Di Jawa Barat, telur turun dari Rp31.130 per kg menjadi Rp28.650 per kg.

Komoditas lainnya yang secara harian mengalami penurunan adalah daging ayam ras yang turun 0,44 persen menjadi Rp36.290 per kg, gula konsumsi turun 0,21 persen menjadi Rp14.270 per kg, jagung pakan turun 1,93 persen menjadi Rp56.000 per kg, dan bawang putih turun 0,67 persen menjadi Rp26.540 per kg.

Terkait turunnya harga telur, Arief mengatakan, hal tersebut menunjukkan dari sisi produksi telur tersedia serta pendistribusiannya berjalan lancar dari produsen hingga konsumen.

“Meskipun permintaan tinggi pada sepekan lalu tapi dari peternak sudah mengantisipasi termasuk pendistribusiannya antar wilayah maupun ke wilayah konsumen juga cukup lancar sehingga saat ini relatif terkendali bahkan cenderung turun,” ujarnya.

Upaya pemantauan dan stabilisasi harga tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI yang meminta agar ketersediaan dan harga komoditas pangan terus dipantau untuk mengantisipasi terjadinya lonjakan harga di pasaran.

“Kita pastikan pantau terus baik melalui sistem Panel Harga Pangan maupun secara langsung dengan berkoordinasi bersama teman-teman asosiasi petani, peternak, dan pedagang,” kata Arief.

 

FOLLOW US