• News

Peretas Korea Utara Dituding Eksploitasi Tragedi Halloween Seoul untuk Sebar Malware

Yati Maulana | Jum'at, 09/12/2022 18:30 WIB
Peretas Korea Utara Dituding Eksploitasi Tragedi Halloween Seoul untuk Sebar Malware Para wanita berduka di lokasi kerumunan yang terjadi saat perayaan Halloween, di Seoul, Korea Selatan, 29 November 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Peretas yang didukung pemerintah Korea Utara mereferensikan perayaan Halloween yang mematikan di Seoul untuk mendistribusikan malware ke pengguna di Korea Selatan, kata kelompok Analisis Ancaman Google (GOOGL.O) dalam sebuah laporan. Malware tersebut disematkan dalam dokumen Microsoft Office.

Tragedi Halloween dilaporkan pemerintah menewaskan lebih dari 150 orang setelah puluhan ribu anak muda yang bersuka ria memadati gang-gang sempit. "Insiden ini dilaporkan secara luas, dan iming-iming itu memanfaatkan kepentingan publik yang luas atas kecelakaan itu," kata Kelompok Analisis Ancaman.

Google mengaitkan aktivitas tersebut dengan kelompok peretas Korea Utara yang dikenal sebagai APT37 yang katanya menargetkan pengguna Korea Selatan, pembelot Korea Utara, pembuat kebijakan, jurnalis, dan aktivis hak asasi manusia.

Google juga mengatakan belum mengetahui tujuan yang ingin dicapai oleh malware, yang mengeksploitasi kerentanan Internet Explorer. Google melaporkan masalah itu ke Microsoft pada 31 Oktober setelah beberapa laporan dari pengguna Korea Selatan pada hari yang sama. Microsoft mengeluarkan tambalan pada 8 November.

Panel ahli PBB yang memantau sanksi terhadap Korea Utara menuduh Pyongyang menggunakan dana curian yang diperoleh melalui peretasan untuk mendukung program rudal nuklir dan balistiknya guna menghindari sanksi.

Korea Utara tidak menanggapi pertanyaan media, tetapi sebelumnya telah mengeluarkan pernyataan yang menyangkal tuduhan peretasan.

Pada hari Kamis, pejabat Korea Selatan memperingatkan bisnis agar tidak secara tidak sengaja mempekerjakan staf TI dari Korea Utara.

Pada bulan Mei, Amerika Serikat mengeluarkan peringatan serupa, mengatakan pekerja lepas Korea Utara yang nakal memanfaatkan kesempatan kerja jarak jauh untuk menyembunyikan identitas asli mereka dan mendapatkan uang untuk Pyongyang.

FOLLOW US