• Bisnis

Semen Hijau, Ketika Indocement Perangi Emisi Karbon

Pamudji Slamet | Kamis, 01/12/2022 14:23 WIB
Semen Hijau, Ketika Indocement Perangi Emisi Karbon PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk

JAKARTA - Produsen semen papan atas di Indonesia, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP), menggenjot produksi semen hijau, yang rendah emisi karbon. Lewat produk ini pula, perseroan bertindak nyata memerangi emisi karbon.

Lalu mengapa emisi karbon harus diperangi?  Jawabannya ringkas, karena emisi karbon memiliki daya rusak tinggi terhadap tiang kehidupan. Ada tiga tiang paling rawan dari serangan emisi karbon, yakni lingkungan, kesehatan, dan ekonomi.

Dampak serangan emisi karbon terhadap lingkungan, diantaranya meningkatnya suhu bumi.  Kemudian, tingginya risiko kebakaran hutan yang dipicu oleh peningkatan frekuensi dan besaran gelombang panas.  Selanjutnya, emisi karbon menjadi penyebab utama perubahan iklim dan pemanasan global. Semua penduduk bumi paham, pemanasan global adalah pemicu ketidaksabilan cuaca dan bencana alam.

Di bidang kesehatan, dampak emisi karbon terbilang serius. Diantaranya , munculnya berbagai penyakit baru yang disebabkan oleh meningkatnya suhu bumi. Selanjutnya, emisi karbon memicu gangguan serius terhadap pernafasan, kardiovaskuler, serta berbagai jenis kanker. Ini terjadi karena memburuknya kualitas udara.

Lantas, bagaimana efek emisi karbon terhadap ekonomi? Efeknya serius.  Ketidakpastian cuaca yang dipicu oleh emisi karbon berdampak fatal terhadap  kegiatan pertanian, kehutanan, pariwisata dan kegiatan ekonomi lainnya. Selain itu, cuaca ekstrem akibat tingginya emisi karbon dapat merusak proyek infrastruktur seperti jalan, jembatan, tiang telepon atau instalasi listrik.

Narasi ringkas tersebut mempertegas satu hal: bahwa emisi karbon harus diperangi. Apalagi, Indonesia menempati peringkat ke-8 negara dengan penghasil emisi karbon pada tahun 2018 menurut World Resource Institute (WRI).

Semen Hijau

Salah satu produsen semen terbesar di Tanah Air, PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk (INTP) mengamini bahwa emisi karbon harus diperangi. Penyikapan ini mendorong perseroan menggenjot produksi dan distribusi semen hijau. Inilah produk semen yang diyakini mampu memerangi emisi karbon.

Komitmen memerangi emisi karbon tecermin pula pada new purpose Indocement, yakni Material to Build Our Future. 

"Kami terus berupaya untuk terus menurunkan emisi gas rumah kaca (GKR) Scope 1. Pada 2021, emisi GKR yang dihasilkan turun menjadi 606 kg CO2/ton semen ekuivalen turun dari tahun sebelumnya yang mencapai 623 kg CO2/ton semen ekuivalen. Kami juga memiliki target, pada 2025 kami akan menggunakan 25 persen bahan bakar alternatif,” ujar Direktur Utama Indocement, Christian Kartawijaya, seperti dikutip dari laman resmi perseroan.

Sikap tegas memerangi emisi karbon menjadi alasan perseroan melahirkan  tiga produk semen hijau. Yakni Portland Composite Cement (PCC), Portland Slag Cement (PSC) atau Duracem, dan Hydraulic Cement. Ketiga produk semen ramah lingkungan tersebut sejalan dengan instruksi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 04/IN/M/2020 tentang penggunaan semen Non-Ordinary Portland Cement (OPC) yang lebih ramah lingkungan pada Pekerjaan Kontruksi di Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.

Menurut Christian, proses produksi semen hijau menggunakan kadar klinker yang lebih rendah dibanding OPC atau Ordinary Portland Cement. Dengan demikian, masih mengutip keterangan Christian dari laman resmi perseroan, proses produksi tersebut  mampu mengurangi penggunaan batu bara dan jumlah CO2 yang jauh lebih rendah.

"Hal ini sesuai dengan pasar yang semakin peduli terhadap lingkungan," kata Christian.

Peta Jalan

Bentuk kesungguhan perseroan memerangi emisi karbon juga tergambar pada `investasi hijau`. Selama lima tahun ini, kata Christian,  Indocement telah menginvestasikan lebih dari Rp1 triliun untuk investasi keberlanjutan. Tak hanya itu, sebagai pelopor di sektor industri semen yang sudah menerapkan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK), Indocement juga secara rutin melakukan evaluasi peta jalan strategi perubahan iklim. Upaya ini untuk memastikan penurunan emisi sesuai dengan target.

Berbagai komitmen tersebut berhasil mengantarkan Indocement meraih sejumlah penghargaan hijau. Diantaranya hattrick penghargaan
PROPER Hijau dari KLHK untuk ketiga kompleks pabriknya yaitu: Kompleks Pabrik Citeureup, Kompleks Pabrik Cirebon, dan Kompleks Pabrik Tarjun.

Komitmen pembelaan dan penyelamatan lingkungan, yang bebas dari emisi karbon, juga tecermin dari pembentukan Komite Environmental, Social and Governance (Komite ESG) pada 2021. Komite ini memiliki tugas strategis. Yakni, membantu direksi dalam menjalankan komitmen terhadap lingkungan, kesehatan dan keselamatan, tanggung jawab sosial perusahaan, tata kelola perusahaan serta program-program keberlanjutan yang relevan dengan perseroan.

Bagi Indocement, yang tahun ini berusia 47 tahun, komitmen memerangi emisi karbon melalui produk semen hijau, adalah keputusan yang tidak bisa diganggu gugat. Dengan kekuatan 13 pabrik dan 5.000 karyawan, perseoran akan terus berkomitmen untuk membangun industri semen yang lebih ramah lingkungan.


FOLLOW US