• Kabar Pertanian

Wacana Bulog Ingin Impor Beras, Mentan Syahrul: No Comment

Agus Mughni Muttaqin | Minggu, 20/11/2022 15:09 WIB
Wacana Bulog Ingin Impor Beras, Mentan Syahrul: No Comment Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo (SYL). (Foto: Humas Kementan)

JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo tidak mau memberi komentar tentang wacana Perusahaan Umum Badan Urusan Logistik (Perum Bulog) ingin mengimpor beras untuk menambal pasokan cadangan beras pemerintah (CBP).

"Soal itu, no comment," kata Mentan Syahrul ketika ditanya awak media usai Launching Corporate Identity Direktorat Jenderal Perkebunan, Fokus, Responsif Dan Kolaboratif di Bogor, Sabtu (19/11).

Sebelumnya, Direktur Utama Perum Bulog, Budi Waseso (Buwas) mengakui bahwa saat ini pihaknya kesulitan menyerap beras dari petani karena stoknya tidak ada, lantaran saat ini masih dalam proses tanam.

"Kami harus segera mengambil langkah alternatif untuk memenuhi jumlah ini. Kami tidak mungkin dalam waktu dekat dapat menyerap dalam jumlah besar karena selain stoknya tidak ada, harganya juga tidak memungkinkan," kata Buwas.

Sebagai informasi, Perum Bulog ditugaskan untuk mengamankan 1,2 juta ton CBP untuk 2022. Data stok beras per 16 November 2022 berada di level 651.437 ton.

Untuk itu, Buwas mengusulkan jalan alternatif untuk pemenuhan 1,2 juta ton CBP melalui jalur impor.  "Stok beras di luar negeri ini bisa kapan saja kami tarik jika memang stok dalam negeri sudah habis. Intinya untuk stok beras tidak ada masalah," kata Buwas.

Sementara itu, Direktur Serelia Ditjen Kementan, Ismail Wahab mengklaim, stok beras nasional dalam kondisi aman hingga akhir tahun. Cadangan Beras Nasional totalnya mencapai lebih dari 8 juta ton yang rinciannya tersebar di penggilingan, pedagang dan paling besar di rumah tangga.

"Kenapa banyak di rumah tangga? karena kita tahu BLT (bantuan langsung tunai) itu juga langsung ke rumah tangga. Jadi distribusinya banyak di rumah tangga produsen dan rumah tangga konsumen," ujar Ismail pada Jumat (18/11)

Ismail memastikan pasokan beras tetap dalam kondisi normal bahkan stabil karena para petani mai ada panen dan di sejumlah sentra bersiap melakukan panen raya. Dia menyebut, luas panen padi tahun ini mencapai 10,61 juta hektare dengan produktivitas Rata-rata 5,2 ton per hektare.

"Data ini bukan data dari kami, itu data dari hasil survei kami dengan beberapa pihak seperti BPS dan Bapanas kemudian dievaluasi oleh tim pakar statistik dan dirilis sebagai hasil survei cadangan beras nasional," katanya.

Adapun mengenai tingginya harga beras saat ini disebabkan faktor tahunan, dimana setiap Desember-Januari pasti mengalami kenaikan karena bukan pada posisi puncak panen. Belum lagi adanya kenaikan bahan bakar minyak, upah buruh tani dan juga kenaikan pupuk dunia.

"Tapi Februari-Maret mendatang harganya akan kembali normal karena kita masuk pada panen raya," katanya.

 

FOLLOW US