• News

Bagian dari Pengurangan Emisi Asia, Jepang dan Indonesia Berkolaborasi

Yati Maulana | Selasa, 15/11/2022 13:03 WIB
Bagian dari Pengurangan Emisi Asia, Jepang dan Indonesia Berkolaborasi Alat berat menurunkan batu bara dari tongkang ke truk untuk didistribusikan, di pelabuhan Karya Citra Nusantara di Jakarta Utara, Indonesia, 13 Januari 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Jepang akan membantu mendanai transisi Indonesia dari tenaga batu bara ke energi yang lebih bersih, kata negara-negara tersebut pada hari Senin, dan mengundang orang lain untuk bergabung dalam kolaborasi, sebagai bagian dari upaya Jepang untuk mengurangi emisi pemanasan planet di seluruh Asia.

Pengumuman tersebut menyusul pembicaraan bilateral antara Indonesia dan Jepang di Bali menjelang KTT Kelompok 20 (G20), yang dimulai pada hari Selasa. Ini juga bertepatan dengan pembicaraan iklim PBB di Mesir, yang telah memasuki minggu kedua dan terakhir.

Di bawah kemitraan ini, Jepang akan menarik dana dari lembaga publik dan swasta Jepang, termasuk Japan Bank for International Cooperation (JBIC) yang berafiliasi dengan negara.

Asuransi Ekspor dan Investasi Nippon dan JBIC akan mendukung penerapan langkah-langkah transisi energi PLN, kata negara-negara tersebut dalam sebuah pernyataan.

G7 secara lebih luas berusaha untuk mempercepat penyebaran energi terbarukan dan membatasi pengembangan batubara di Indonesia. Amerika Serikat diperkirakan akan mengumumkan rencana transisi energinya dengan Indonesia pada hari Selasa, menurut sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida melontarkan gagasan tentang Komunitas Emisi Nol Asia (AZEC) awal tahun ini untuk membantu negara-negara di kawasan ini berkolaborasi dalam teknologi penangkapan hidrogen dan karbon yang dapat mengurangi jumlah karbon dioksida yang dilepaskan ke atmosfer sambil memungkinkan penggunaan berkelanjutan dari bahan bakar fosil.

Di dalam negeri, Jepang yang miskin sumber daya telah bereksperimen dengan hidrogen untuk menggantikan gas alam dan dengan amonia untuk menggantikan beberapa batu bara saat mencoba membangun rantai pasokan global bahan bakar masa depan yang berpotensi bebas karbon.

FOLLOW US