• News

Turki Berkomitmen Upayakan Pembicaraan Damai dengan Rusia-Ukraina

Yati Maulana | Minggu, 13/11/2022 14:35 WIB
Turki Berkomitmen Upayakan Pembicaraan Damai dengan Rusia-Ukraina Presiden Turki Tayyip Erdogan saat berkunjung ke Beograd, Serbia 7 September 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Turki berkomitmen untuk mengupayakan dialog damai antara Rusia dan Ukraina, media Turki mengutip pernyataan Presiden Tayyip Erdogan pada hari Sabtu, saat ia menuduh Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya memprovokasi Moskow.

Penyiar negara TRT dan media lain mengutip Erdogan yang mengatakan: "Barat, dan terutama AS, menyerang Rusia tampaknya tanpa henti," tanpa menjelaskan apa maksudnya. "Tentu saja, Rusia menunjukkan perlawanan besar dalam menghadapi semua ini," kata Erdogan kepada wartawan dalam penerbangan dari Uzbekistan.

Negara-negara Barat telah mempersenjatai Kyiv dan memberikan bantuan lain dan juga telah memberlakukan sanksi keras terhadap Moskow sejak invasinya ke Ukraina pada Februari.

“Kami sedang mengerjakan bagaimana menciptakan koridor perdamaian di sini, seperti kami memiliki koridor gandum. Kami pikir cara terbaik untuk ini adalah jalan dari dialog menuju perdamaian,” kata Erdogan, seraya menambahkan bahwa pandangan Ukraina akan menjadi penting.

Anggota NATO Turki menjadi tuan rumah pembicaraan antara delegasi Ukraina dan Rusia awal tahun ini, dan telah berusaha untuk menyeimbangkan kritiknya terhadap invasi dan penentangan terhadap sanksi.

Ankara dan PBB menengahi kesepakatan untuk memulai kembali ekspor gandum Ukraina dari pelabuhan Laut Hitam selama empat bulan terakhir. Erdogan mengatakan "akan salah" bagi Turki untuk mengusulkan kerangka waktu tertentu untuk memperpanjang kesepakatan melampaui batas waktu 19 November tetapi menambahkan itu harus berjalan "selama mungkin."

Tidak ada upaya publik untuk mengadakan kembali pembicaraan damai antara kedua belah pihak sejak inisiatif untuk melakukan gencatan senjata di Istanbul selama minggu-minggu pertama konflik gagal tanpa kemajuan.

Ukraina membantah pada hari Selasa bahwa berada di bawah tekanan Barat untuk bernegosiasi dengan Rusia, menggandakan desakannya bahwa pembicaraan dapat diadakan hanya jika Rusia melepaskan semua wilayah yang telah didudukinya sejak invasi Februari.

Rusia mengatakan pada hari Jumat bahwa mereka berkomitmen untuk mencapai tujuan dari apa yang disebutnya "operasi militer khusus" di Ukraina, menambahkan tujuan tersebut dapat dicapai melalui pembicaraan damai tetapi posisi Kyiv berarti mengadakan pembicaraan damai tidak mungkin dilakukan.

FOLLOW US