• Kabar Pertanian

Kementan Gelar Workshop Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Alumni Magang Jepang JICA

Agus Mughni Muttaqin | Sabtu, 22/10/2022 15:46 WIB
Kementan Gelar Workshop Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Alumni Magang Jepang JICA Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. (Foto: Kementan)

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Pusat Pelatihan Pertanian bekerja sama dengan TAYA Farm menyelenggarakan Workshop Penyusunan Rencana Tindak Lanjut Alumni Magang Jepang JICA (Japan International Cooperation Agency) Tahun 2021, Jakarta, Sabtu (22/10).

Kegiatan ini sebagai tindak lanjut kerja sama antara BPPSDMP dengan Taya Farm bagi Peserta Magang JAEC Tokyo Tahun 2021, dimana sebanyak 10 orang telah diberangkatkan 21 November 2021, sekaligus dalam rangka memberikan bimbingan dan kegiatan tindak lanjut pasca magang di Jepang.

Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM) pertanian harus dilakukan.

"SDM pertanian adalah faktor penting dalam peningkatan produktivitas pertanian. Oleh karena itu, Kementan selalu berusaha meningkatkan kapasitas SDM," ujarnya.

Sementara itu, Kepala BPPSDMP, Dedi Nursyamsi dalam sambutannya mengajak petani membangun network, kolaborasi, dan silaturahim bukan terbatas hanya dalam negeri, tapi juga sampai ke internasional. Untuk itu, lanjut Dedi, manfaatkan peluang-peluang yang ada.

"Kalian harus menjadi wirausahawan muda pertanian Indonesia yang profesional, mandiri, dan berdaya saing. Tentunya, kalian sebagai wirausaha muda pertanian harus pintar menghasilkan duit," ajak Dedi.

Dedi menitipkan tiga amunisi untuk menjadi wirausaha yang handal, profesional, berdaya saing, dan berjiwa enterpreunership tinggi. Pertama, memanfaatkan smart farming.

"Smart Farming itulah yang akan mendongkrak produktivitas, kualitas, menekan biaya produksi, dan menjamin kontinuitas produk-produk kita. Jadi, Smart Farming itu adalah peluru kedua yang harus kalian manfaatkan," pungkasnya.

Amunisi yang kedua adalah memanfaatkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) untuk menggenjot produktivitas. "KUR itu ibarat bensin untuk aktivitas bisnis kita. Karena itu, Kementan menyiapkan anggaran KUR untuk kalian," kata Dedi.

Amunisi terakhir yakni membangun kolaborasi. "Kalian harus saling merangkul sesama teman, bersanding, dan berkolaborasi. Bangun network, sesungguhnya rezeki kalian ada di situ," imbuh pria yang biasa sapa Prof Dedi itu.

Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati menambahkan, tujuan proyek ini sendiri adalah membentuk program secara berkelanjutan mendukung pemagang dalam merencanakan, menginisiasi dan menjalankan agribisnis di Indonesia dengan memperbaiki materi pelatihan, sistem tindak lanjut, dan kapasitas petani.

Peserta yang telah pulang saat ini berjumlah sepuluh orang dari JAEC, Tokyo, dan merupakan Peserta Magang yang diberangkatkan tanggal 21 November 2021, dengan asal dari Jawa barat, Jawa Timur, Sumatera Selatan, Lampung, dan Sumatera Utara.

Salah seorang peserta Nanda Susilo asal Lampung menyampaikan yang masa adaptasi saat magang adalah mengenai makanan dan iklim.

"Karena di Jepang memiliki iklim yang berbeda, pertanian dan peternakan ditempa di host farma peternakan ayam dan pertanian padi," katanya.

Menurutnya, pertanian dan peternakan di Jepang sangat menarik. Banyak pembelajaran yang dipelajari yang sangat berat sampai akhirnya Kenzu ini selesai.

"Ilmu yang saya dapat menjadi modal saya ke depannya dalam membangun usaha tani. Setelah selesai Kenzu ini akan mengaplikasikan ilmu dan membagikan ilmu kepada kerabat, dan petani sekitar," ujarnya.

Untuk itu Nanda dan para alumni lainnya terus mohon dukungan program pembelajaran dari Kementan untuk petani milenial.

"Semoga dengan program JAEC Tokyo ini Petani Indonesia menjadi lebih baik. Saya mewakili sangat berterima kasih kepada Bapak Menteri Pertanian, Kementerian Pertanian, kepala Badan PPSDMP, Puslatan dan, IKAMAJA, UPT Pelatihan dan P4S karena telah diberikan kesempatan untuk belajar ke Jepang," ujarnya.

FOLLOW US