• Kabar Pertanian

Kementan Latih Petani Atasi Solusi Pupuk Mahal

Agus Mughni Muttaqin | Rabu, 19/10/2022 10:55 WIB
Kementan Latih Petani Atasi Solusi Pupuk Mahal Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi. (Foto: Kementan)

JAKARTA - Kementerian Pertanian (Kementan) akan menggelar Training of Trainer (TOT) "Solusi Pupuk Mahal" bagi widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian, yang akan dilaksanakan pada 26-28 Oktober di BBPKH, Cinagara, Jawa Barat.

Demikian disampaikan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi pada acara Sosialisasi TOT Solusi Pupuk Mahal yang digelar pada Selasa (18/10) sore.

Dalam arahannya, Dedi menyampaikan bahwa saat ini bukan hanya harga pangan yang mahal. Namun, faktor pendukung produksi, salah satunya pupuk, juga ikut melejit dan langka akibat perang Rusia dan Ukraina.

"Sekarang, namanya Rusia boro-boro ingat ekspor bahan baku pupuk, urus perang saja belum kelar-kelar. Akhirnya harga pupuk tidak karu-karuan. Di saat yang sama, begitu panen raya harga komoditas petani nyungsep," tutur Dedi.

Menurut Dedi, menggenjot produksi di saat harga pupuk mahal dan langka membutuhkan terobosan baru, agar pangan pokok, khususnya beras yang sudah tidak impor tiga tahun terlahir, tetap dalam kondisi aman menghadapi guncangan krisis pangan.

"Berarti kita harus tingkatkan efisiensi biaya produksi. Kita mesti tingkatkan efisiensi pemupukan. Ternyata harga pupuk itu memberikan kontribusi signifikan terhadap biaya produksi. Kalau kita mampu efisiensikan pupuk, berarti kita mampu mengefisiensikan produktivitas," ujarnya.

Di samping itu, Dedi juga mengajak para petani untuk menerapkan pemupukan berimbang dan penggunaan pupuk hayati. Menurutnya, kotoran-kotoran ternak merupakan sumber pupuk hayati yang sangat berguna menggenjot produktivitas tanah.

Sementara itu, ia mengapresiasi kepada Pusat Pelatihan Pertanian yang akan mengadakan kegiatan agenda intelektual kepada widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian, termasuk petani di seluruh tanah air bagaimana mengatasi pupuk yang mahal.

"Oleh karena itu, para widyaiswara, dosen, guru, dan penyuluh pertanian kalian harus menyimak TOT bagaimana mengantisipasi harga pupuk yang mahal, bagaimana mengimplementasikan pupuk berimbang, mengimplementasikan pupuk hayati," ajak Dedi.

Terpisah, Menteri Pertanian (Mentan), Syahrul Yasin Limpo mengatakan, TOT merupakan bagian penting di sektor pertanian karena besok penyuluh, dan widyaiswara, dosen, dan guru akan disiapkan menghadirkan SDM pertanian yang adaptif terhadap tantangan baru.

"Tidak ada lain kecuali SDM harus kita cetak yang lebih banyak adaptif, yang memiliki inovasi yang kuat, dan mampu mengimplementasikan riset, teknologi, dan sains," kata Mentan.

Di tempat yang sama, Kepala Pusat Pelatihan Pertanian, Leli Nuryati menambahkan, kegiatan TOT kali ini juga menyasar penyuluh di seluruh Indonesia, khususnya penyuluh yang ada di Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) tingkat kecamatan.

"Kami harapkan penyuluh yang ada di BPP nanti setelah mengikuti pelatihan ini agar melakukan pendampingan, pengawalan, dan sharing terkait dengan informasi-informasi terbaru kepada petani," ajak Leli.

Selanjutnya, untuk memastikan materi-materi TOT terkait dengan Solusi Pupuk Mahal sampai ke petani, Leli juga mendorong agar seluruh penyuluh yang ada di lapangan bisa mengikuti kegiatan ini.

"Jadi bukan hanya penyuluh yang di pusat, yang ada dinas provinsi, dan yang ada dinas kabupaten/kota, tapi semua kita undang melalui surat ke dinas provinsi dan kabupaten/kota untuk dapat mendorong para penyuluhnya di wilayah masing-masing," imbuhnya

FOLLOW US