• News

Oxfam: Kelaparan Mungkin Merenggut Nyawa Setiap 36 Detik di Afrika Timur

Akhyar Zein | Sabtu, 15/10/2022 14:15 WIB
Oxfam: Kelaparan Mungkin Merenggut Nyawa Setiap 36 Detik di Afrika Timur Ilustrasi (foto: reliefweb.int)

JAKARTA - Satu orang kemungkinan akan meninggal karena kelaparan di setiap 36 detik antara sekarang dan akhir tahun di Afrika Timur yang dilanda kekeringan ketika daerah yang paling parah dilanda kelaparan, sebuah badan kemanusiaan internasional memperingatkan pada hari Jumat.

Dalam sebuah pernyataan, Oxfam International mengatakan bahwa situasi di Somalia, Ethiopia dan Kenya “memburuk dengan cepat.”

“Di Somalia, ini adalah krisis kelaparan terburuk dalam ingatan hidup, dengan jumlah orang yang mengalami kelaparan akut sudah melebihi jumlah yang terkena kelaparan tahun 2011, ketika lebih dari seperempat juta orang meninggal. Hampir satu dari enam orang di Somalia sekarang menghadapi kelaparan ekstrim,” kata pernyataan itu.

“Sebagian besar wilayah telah mengalami empat musim hujan yang gagal – dengan musim hujan yang kelima kemungkinan akan terjadi selama tiga bulan ke depan – karena perubahan iklim telah menghancurkan tanaman dan memaksa para penggembala untuk meninggalkan cara hidup tradisional mereka,” tambahnya.

Oxfam mengatakan krisis telah diperburuk di banyak tempat oleh konflik, dampak dari COVID-19 dan oleh kenaikan harga pangan sebagian karena perang di Ukraina.

Data Oxfam "menunjukkan bahwa tingkat kematian orang-orang di Somalia, Ethiopia, dan Kenya karena kelaparan telah meningkat sejak Mei ketika diperkirakan bahwa seseorang meninggal setiap 48 detik dan penundaan berbahaya dalam memberikan bantuan kepada jutaan orang di ambang kelaparan," kata pernyataan itu.

Dikatakan bahwa di empat negara di Afrika Timur, lebih dari 6 juta anak menghadapi atau sudah menderita kekurangan gizi akut.

Bulan lalu, PBB mengatakan bahwa kelaparan akan terjadi di beberapa bagian Somalia, terutama di Negara Bagian Barat Daya negara itu karena ibukota administrasi negara Baidoa sendiri sekarang menampung hampir satu juta orang yang baru mengungsi yang melarikan diri dari kekeringan untuk mencari makanan dan air.

Pada akhir 2021, pemerintah Somalia menyatakan kekeringan sebagai “darurat nasional.”

FOLLOW US