• Bisnis

Kejutan Kedua Erdogan, Bank Sentral Turki Pangkas Suku Bunga Lagi

Yati Maulana | Sabtu, 15/10/2022 12:01 WIB
Kejutan Kedua Erdogan, Bank Sentral Turki Pangkas Suku Bunga Lagi Baliho Presiden Turki Tayyip Erdogan. Foto: Reuters

JAKARTA - Bank sentral Turki diperkirakan akan memangkas suku bunga kebijakannya sebesar 100 basis poin menjadi 11% minggu depan. Jajak pendapat Reuters menunjukkan pada hari Jumat, setelah Presiden Tayyip Erdogan menyerukan pelonggaran lebih banyak setiap bulan dan mengatakan suku bunga harus satu digit pada akhir tahun.

Bank sentral telah mengejutkan pasar dua kali dalam dua bulan terakhir dengan memotong suku bunga kebijakannya (TRINT=ECI) sebesar 100 basis poin setiap kali, menurunkannya menjadi 12%, meskipun inflasi melonjak di atas 83% pada bulan September.

Pelonggaran moneter adalah bagian dari program ekonomi Erdogan yang tidak ortodoks yang berusaha untuk meningkatkan pertumbuhan, investasi, lapangan kerja dan ekspor dengan menurunkan biaya pinjaman, terutama untuk eksportir dan perusahaan kecil dan menengah.

Presiden, yang memiliki pengaruh besar atas bank sentral, memberikan arah kebijakan yang lebih eksplisit awal bulan ini ketika dia mengatakan bank akan melanjutkan pemotongan setiap bulan "selama saya berkuasa".

Tiga belas dari 20 ekonom yang berpartisipasi dalam jajak pendapat Reuters memperkirakan bank akan menurunkan suku bunga kebijakannya menjadi 11% pada pertemuannya pada 20 Oktober. Enam memperkirakan akan tetap stabil di 12%, sementara satu memperkirakan penurunan menjadi 11,50%.

Keputusan kebijakan moneter Turki baru-baru ini tidak didasarkan pada "prinsip-prinsip ekonomi konvensional", kata Credit Suisse.

"Pihak berwenang mungkin akan terus menerapkan langkah-langkah ad hoc selama mereka bisa untuk mempertahankan apa yang kami pandang sebagai sikap kebijakan yang pada akhirnya tidak berkelanjutan ini," katanya dalam sebuah catatan.

"Waktu penyesuaian kebijakan konvensional juga akan sangat bergantung, dalam pandangan kami, pada pertimbangan politik, khususnya pemilihan presiden/parlemen yang akan diadakan paling lambat pada pertengahan 2023," tambahnya.

Inflasi melonjak sejak November 2021 setelah bank sentral memulai siklus pelonggaran yang melihat suku bunga diturunkan 500 basis poin antara September dan Desember tahun lalu.

Pemotongan tersebut memicu krisis mata uang dan lira mengakhiri tahun turun 44% terhadap dolar, memicu inflasi. Mata uang turun lagi 29% tahun ini.

Perkiraan median dari 23 ekonom untuk inflasi pada akhir tahun mencapai 72,5% dalam jajak pendapat Reuters, dibandingkan dengan perkiraan pemerintah sebesar 65%. Para ekonom melihatnya menurun menjadi 40,5% pada akhir 2023.

Salah satu tujuan utama program ekonomi Erdogan adalah membalikkan defisit transaksi berjalan Turki menjadi surplus, yang menurut Ankara pada akhirnya akan menurunkan inflasi.

Namun, melonjaknya harga energi dan komoditas global serta perkiraan perlambatan ekspor telah membuat target itu tidak dapat dicapai. Pemerintah tidak memperkirakan surplus dalam tiga tahun ke depan.

Defisit transaksi berjalan terlihat pada 6,5% dari produk domestik bruto (PDB) tahun ini dan 4,0% tahun depan, menurut perkiraan median 17 ekonom, dibandingkan dengan perkiraan pemerintah masing-masing sebesar 5,9% dan 2,5%.

Pertumbuhan PDB terlihat sebesar 5,0% tahun ini dan 3,0% tahun depan, berdasarkan perkiraan 34 ekonom.

FOLLOW US