JAKARTA - Presiden Palestina Mahmoud Abbas bertemu dengan Presiden Rusia Vladmir Putin pada hari Kamis. PAda kesempatan itu, dia menyatakan kembali ketidakpercayaannya pada Washington dalam menyelesaikan konflik dengan Israel dan menyatakan penghargaan atas peran Rusia.
Abbas menegaskan kembali dukungannya untuk apa yang disebut Kuartet mediator internasional, Rusia, Amerika Serikat, Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Uni Eropa, tetapi mengatakan Amerika Serikat tidak dapat dibiarkan bebas bertindak sendiri.
"Kami tidak mempercayai Amerika dan Anda tahu posisi kami. Kami tidak mempercayainya, kami tidak bergantung padanya, dan dalam situasi apa pun kami tidak dapat menerima bahwa Amerika adalah satu-satunya pihak dalam menyelesaikan masalah," kata Abbas kepada Putin. pada Konferensi tentang Interaksi dan Tindakan Membangun Keyakinan di Asia (CICA) di Kazakhstan.
"Itu bisa berada di dalam Kuartet karena ini adalah negara yang hebat, tetapi kami tidak akan pernah menerimanya sebagai satu-satunya," katanya, dalam sambutan yang disiarkan televisi.
Komentar tersebut menggemakan kecurigaan lama pemimpin Palestina berusia 87 tahun itu terhadap Amerika Serikat, sekutu utama Israel. Pernyataan itu muncul ketika Presiden Joe Biden telah meningkatkan upaya untuk mengisolasi Rusia atas serangannya terhadap Ukraina.
Abbas mengatakan dia "benar-benar puas" dengan posisi Rusia terhadap rakyat Palestina. "Rusia berdiri dengan keadilan dan hukum internasional dan itu sudah cukup bagi kami," katanya.
"Ketika Anda mengatakan Anda mendukung legitimasi internasional, ini sudah cukup bagi saya dan itulah yang saya inginkan. Oleh karena itu, kami senang dan puas dengan posisi Rusia."