• Info MPR

Yandri Susanto: Tanpa Guru Honorer Anak Bangsa Banyak yang Terlantar

Akhyar Zein | Rabu, 12/10/2022 23:16 WIB
Yandri Susanto: Tanpa Guru Honorer Anak Bangsa Banyak yang Terlantar Wakil Ketua MPR Yandri Susanto S.Pt dalam Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Aliansi Honorer Nasional (AHN) pada Rabu, 12 Oktober 2022, di Gedung Nusantara IV, Komplek MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta.(foto: Humas MPR)

JAKARTA - Wakil Ketua MPR Yandri Susanto S.Pt. mengikuti pembukaan Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Aliansi Honorer Nasional (AHN)  bersama ratusan tenaga honorer dari berbagai daerah pada Rabu, 12 Oktober 2022, di Gedung Nusantara IV, Komplek MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta.

“Kami tidak ada artinya kalau tidak ada rakyat, kami tidak bisa menjadi pimpinan lembaga negara kalau tidak ada rakyat. Rakyat itu bagian dari yang harus diperjuangkan, salah satunya adalah tenaga honorer”, ujar politisi dari PAN itu mengawali kata sambutannya.

Dikatakan, keberadaan tenaga honorer penuh dengan dinamika. Ketika seorang menjadi bupati, walikota, dan gubernur yang baru, mereka mengangkat tenaga honorer. Akibat yang demikian jumlah tenaga honorer sangat besar. “Catatan terakhir jumlah tenaga honorer mencapai 2,2 juta orang”, ujarnya. Sebanyak 300.000-an orang berada di pusat dan 1.800.00-an orang ada di daerah.

Yandri menegaskan pemerintah harus hati-hati dalam menyelesaikan format tenaga honorer. “Karena tenaga honorer adalah anak bangsa”, ujarnya. Mereka disebut sudah mengabdi pada masyarakat, bangsa, dan negara. Mereka ada yang jadi guru, tenaga teknis, dan lain sebagainya. Ia meminta kepada pemerintah untuk berhati-hati menyelesaikan tenaga honorer.

Pria asal Bengkulu itu mengatakan kalau tidak ada tenaga honorer atau sekolah swasta, negara ini tidak akan sempurna. “Maka jangan pernah meremehkan tenaga honorer. Jangan meremehkan hal-hal yang sifatnya swasta”, tegasnya.

Dicontohkan, kalau tidak ada guru honorer, anak bangsa akan banyak yang terlantar dan tidak terlayani dengan baik. Demikian juga kalau di sekolah tidak ada tenaga teknis dan pendukung lainnya. “Bila tidak ada sekolah swasta, bangsa ini juga akan gelagaban”, tambahnya. Untuk itu dirinya berharap pada pemerintah untuk memformat tenaga honorer sebaik mungkin supaya tidak ada gejolak.

Yandi mengetahui kebijakan pemerintah di akhir tahun 2023 sudah tidak ada tenaga honorer. Oleh karena itu diharap kepada pemerintah untuk segera menyelesaikan masalah ini. “Bila masalah tenaga honorer tuntas, maka ini sebagai kado terindah buat tenaga honorer”, paparnya. Diakui pengangkatan tenaga honorer dari sisi kebijakan keuangan sangat berat karena harus menyediakan sekian puluh triliun untuk penggajian dan sebagainya.