• News

Sedikitnya 22 Tewas di Kongo dalam Dua Kecelakaan Helikopter Uganda

Yati Maulana | Rabu, 28/09/2022 20:45 WIB
Sedikitnya 22 Tewas di Kongo dalam Dua Kecelakaan Helikopter Uganda Ilustrasi Helikopter

JAKARTA - Sedikitnya 22 orang tewas ketika dua helikopter militer Uganda jatuh di timur Republik Demokratik Kongo, kata juru bicara militer Kongo yang tidak mau disebutkan namanya kepada Reuters, Rabu.

Uganda mengirim pasukan ke tetangganya di Afrika tengah pada bulan Desember untuk membantu memerangi kelompok pemberontak yang dikenal sebagai Pasukan Demokrat Sekutu (ADF).

Tentara Uganda "belum memberi tahu kami keadaan kecelakaan itu," kata juru bicara itu.
"Ini melibatkan dua helikopter. Kami berbicara tentang 22 orang tewas untuk saat ini," tambahnya, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.

Juru bicara militer Uganda Felix Kulayigye mengkonfirmasi satu kecelakaan helikopter dan mengatakan "ada korban jiwa, tetapi saya tidak memiliki rincian tambahan saat ini".

Sumber militer lain di Kongo mengatakan helikopter pertama jatuh pada Senin di atas desa Boga di provinsi Ituri, sedangkan yang kedua jatuh di daerah perbatasan Kabarole antara kedua negara.

Tiga tentara Kongo tewas dalam kecelakaan pertama, kata sumber itu, tetapi tidak merinci apakah mereka berada di helikopter atau di darat. Sumber tersebut menolak berkomentar atas nama Uganda menjelang konsultasi antara kedua pihak.

ADF dimulai sebagai pemberontakan di Uganda tetapi telah berbasis di Kongo sejak akhir 1990-an. Uganda menyalahkan kelompok itu atas tiga bom bunuh diri di ibu kota Kampala pada 16 November, yang menewaskan tujuh orang, termasuk para pengebom.

Ini adalah salah satu dari beberapa milisi yang memperebutkan tanah dan sumber daya di timur Kongo yang kaya mineral selama dekade terakhir, konflik yang telah merenggut ribuan nyawa dan membuat jutaan orang mengungsi.

Pada bulan Juni, Uganda dan Kongo memperpanjang misi militer bersama mereka, yang awalnya dimaksudkan untuk berlangsung selama enam bulan. Ini adalah intervensi asing terbesar di Kongo dalam lebih dari satu dekade selain dari personel penjaga perdamaian PBB.

FOLLOW US