• News

Thailand Tolak Model Myanmar yang Menentang Kudeta Militer saat Kontes

Yati Maulana | Jum'at, 23/09/2022 13:30 WIB
Thailand Tolak Model Myanmar yang Menentang Kudeta Militer saat Kontes Han Lay, Miss Grand Myanmar saat wawancara dengan Reuters di Bangkok, Thailand, 2 April 2021. Foto: Reuters

JAKARTA - Seorang model Myanmar yang berlindung di Thailand setelah berbicara menentang kudeta militer di tanah airnya telah diblokir untuk kembali ke Bangkok. Pihak berwenang Thailand mengatakan pada hari Kamis, atas apa yang dikatakan manajernya sebagai pemberitahuan Interpol.

Han Lay, yang menarik perhatian internasional tahun lalu dengan pidato kontes kecantikan yang mengharukan yang menyerukan bantuan mendesak bagi rakyat Myanmar selama tindakan keras militer, tidak memiliki visa yang sah untuk memasuki Thailand, kata departemen imigrasi.

Wanita berusia 23 tahun itu tidak ditahan dan pengaturan sedang dibuat baginya untuk naik pesawat keluar dari Thailand, kata departemen itu dalam sebuah pernyataan.

Nawit Itsaragrisil, pendiri kontes Miss Grand International Thailand, yang juga mewakili Han Lay, mengatakan dia telah berada di area transit bandara Bangkok sejak Rabu sore.

Dia mengatakan Han Lay dihentikan pada saat kedatangan karena dia tunduk pada pemberitahuan Interpol. "Dia tidak ingin pergi ke tempat lain. Dia ingin tinggal di Thailand," katanya kepada Reuters. "Dia sedang menunggu solusi tentang bagaimana dia bisa tinggal di Thailand."

Myanmar mengalami krisis sejak kudeta pada Februari tahun lalu memicu protes yang ditindas militer dengan kekuatan mematikan dan ribuan penangkapan. Tindakan keras junta memiliki banyak target, mulai dari kelompok pro-demokrasi dan pemuda, hingga aktivis, politisi dan bahkan selebriti dan influencer media sosial.

Seorang juru bicara dewan militer yang berkuasa di Myanmar tidak dapat dihubungi untuk dimintai komentar. Interpol tidak segera menanggapi permintaan komentar tentang apakah Han Lay menjadi subjek pemberitahuan Interpol.

Han Lay adalah seorang kontestan di Miss Grand International ketika video menjadi viral di media sosial tentang dia menahan air mata di atas panggung ketika berbicara tentang pertumpahan darah di Myanmar, pada hari ketika lebih dari 140 demonstran terbunuh.

Dalam sebuah wawancara dengan Reuters tahun lalu, dia mengatakan orang-orangnya "tidak akan pernah menyerah".

Postingan Instagram Han Lay menunjukkan bahwa dia telah menghabiskan sebagian besar tahun terakhirnya di Thailand. Dia kembali ke negara itu dengan penerbangan dari Vietnam ketika dia ditolak masuk.

FOLLOW US