JAKARTA - Dari tampilan pembukaan serba hitam hingga model yang memegang foto Ratu Elizabeth, London Fashion Week dimulai dengan penghormatan kepada mendiang raja saat para fashionista memberikan penghormatan selama masa berkabung nasional.

Penyelenggara mengumumkan pekan lalu bahwa London Fashion Week akan berlanjut sebagai "acara bisnis-ke-bisnis" sambil mengamati protokol kerajaan dan mengadakan penghormatan untuk ratu berusia 96 tahun yang meninggal pada 8 September.

Pesta telah ditunda dan pertunjukan Senin, hari pemakaman kenegaraan ratu, telah dijadwalkan ulang.

Sementara merek yang lebih besar seperti Burberry dan Raf Simons, di antara sorotan yang paling dinanti musim ini, menarik diri dari acara 16-20 September, karena label yang lebih kecil melakukannya lebih sulit.

"Jadi pertunjukan dan presentasi, yang merupakan bagian bisnis ke bisnis, di mana para desainer menunjukkan koleksi mereka ke media internasional, pengecer, stylist, adalah bagian dari kalender mode global. Itu tidak bisa dipindahkan," Caroline Rush, kepala eksekutif British Fashion Council, mengatakan kepada Reuters.

"London adalah platform untuk bisnis kreatif yang luar biasa, banyak bisnis independen dan mereka telah berkomitmen untuk membelanjakan uangnya. Jadi, kami perlu memastikan bahwa kami mendukung mereka untuk dapat melanjutkan."

Di antara penghormatan yang direncanakan adalah buku belasungkawa dari industri mode, yang pernah melihat Elizabeth duduk di barisan depan di sebuah pertunjukan London, dan para fashionista akan bergabung dalam momen refleksi nasional - keheningan satu menit - pada Minggu malam pukul 8 malam menjelang pertunjukan Christopher Kane.

Pada Kamis malam, desainer Daniel W. Fletcher mengheningkan cipta selama satu menit sebelum mengirimkan model pertamanya dalam setelan jas hitam dan ban lengan hitam.

"Saya pikir saat kami membuka acara, penting untuk menandai momen itu," kata Fletcher kepada surat kabar London, Evening Standard.

Merek Spanyol Sohuman mengakhiri pertunjukan Jumatnya dengan para model, riasan mata mereka diolesi seolah-olah menangis, memegang gambar Elizabeth dan dengan gambar mahkota atau "RIP" tertulis di tangan mereka.

Koleksi warna-warni desainer Javier Aparici terdiri dari gaun dalam nuansa berani atau dengan motif bunga. "Setelah pandemi, situasi di seluruh dunia sangat rumit," katanya kepada Reuters. "Dan kami pikir penting untuk memberdayakan wanita dengan banyak warna bunga, sikap, energi."

Perancang Turki Bora Aksu juga mengheningkan cipta selama satu menit sebelum pertunjukannya, di mana ia menampilkan rangkaian gaun feminin berenda yang biasa, serta jaket dan topi bergaya militer.