• News

Korban Banjir Pakistan Mencapai 1.500 Tewas, Ribuan Orang Tidur di Tempat Terbuka

Yati Maulana | Kamis, 15/09/2022 21:45 WIB
Korban Banjir Pakistan Mencapai 1.500 Tewas, Ribuan Orang Tidur di Tempat Terbuka Seorang wanita memasak sambil merawat anak-anaknya di tempat tidur gantung, di kamp pengungsi di Sehwan, Pakistan 14 September 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Banjir yang belum pernah terjadi sebelumnya yang telah menenggelamkan sebagian besar Pakistan telah menewaskan hampir 1.500 orang. Data yang ditunjukkan pihak berwenang pada hari Kamis, juga menyebut ratusan ribu orang masih tidur di udara terbuka setelah bencana.

Banjir yang disebabkan oleh rekor hujan monsun dan pencairan gletser di pegunungan utara, telah berdampak pada 33 juta orang dari populasi 220 juta, menyapu rumah, kendaraan, tanaman dan ternak dalam kerusakan yang diperkirakan mencapai $30 miliar.

Jumlah korban tewas mencapai 1.486, dengan sekitar 530 anak-anak di antaranya, kata Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional, saat merilis total pertama di seluruh negeri sejak 9 September.

Ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di provinsi Sindh selatan, dengan banyak yang tidur di tepi jalan raya layang untuk melindungi diri dari air.

"Kami telah membeli tenda dari semua produsen yang tersedia di Pakistan," kata kepala menteri Sindh Syed Murad Ali Shah dalam sebuah pernyataan pada hari Kamis. Namun, sepertiga dari tunawisma di Sindh bahkan tidak memiliki tenda untuk melindungi mereka, katanya.

Selama beberapa minggu terakhir, pihak berwenang telah membangun penghalang untuk mencegah air banjir keluar dari bangunan utama seperti pembangkit listrik dan rumah, sementara para petani yang tinggal untuk mencoba menyelamatkan ternak mereka menghadapi ancaman baru karena pakan ternak mulai habis.

Pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa menyalahkan perubahan iklim atas air yang melonjak setelah suhu musim panas yang memecahkan rekor.

Pakistan menerima 391 mm (15,4 inci) hujan, atau hampir 190% lebih banyak dari rata-rata 30 tahun, pada bulan Juli dan Agustus. Itu naik menjadi 466% untuk provinsi Sindh, salah satu daerah yang terkena dampak terburuk.

Penerbangan bantuan dari Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat tiba pada Kamis, kata kementerian luar negeri. PBB sedang menilai kebutuhan rekonstruksi.

FOLLOW US