• Kesra

Menko Luhut: Pencemaran Sampah di Laut Harus Kita Cermati Penanganannya

Budi Wiryawan | Rabu, 07/09/2022 22:55 WIB
Menko Luhut: Pencemaran Sampah di Laut Harus Kita Cermati Penanganannya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan menghadiri acara Gerakan Laut Bersih Nasional Tahun 2022 yang diadakan pada Rabu (7/9/2022) di Tanjung Priok, Jakarta. (Foto: Ist)

JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut B. Pandjaitan menghadiri acara Gerakan Laut Bersih Nasional Tahun 2022 yang diadakan pada Rabu (7/9/2022) di Tanjung Priok, Jakarta.

Acara tersebut diadakan sebagai bagian dari rangkaian HUT TNI Angkatan Laut ke-77 sebagai aksi konkret TNI AL dalam menjaga dan memperbaiki kondisi lingkungan dan ekosistem laut. Terlebih, 75 persen dari negara kita terdiri dari lautan.

Acara yang juga diselenggarakan secara serentak di 77 lokasi di Indonesia yang diharapkan dapat mendorong masyarakat maupun stakeholders lainnya untuk lebih peduli dan berperan aktif dalam mengatasi permasalahan persampahan di Indonesia.

Sampah memiliki berbagai dampak buruk bagi lingkungan maupun kesehatan.

“Pencemaran akibat sampah plastik di laut merupakan isu krusial yang sedang kita hadapi bersama, bahkan ini sudah menjadi perhatian global sehingga kita harus kompak dan cermat dalam menanganinya,” sebut Menko Luhut.

Sepakat dengan Menko Luhut, Kepala Staf TNI AL Yudo Margono juga menilai laut sebagai peradaban masa depan bangsa perlu kita jaga.

“Acara ini kita adakan sebagai upaya menyadarkan sekaligus mengajak masyarakat Indonesia tentang pentingnya hal tersebut,” tuturnya.

Dalam sambutannya, Menko Luhut menyampaikan fakta tentang sampah laut.

“Dengan upaya sinergis kita semua melalui berbagai kebijakan, program, dan aksi-aksi di lapangan, dalam tiga tahun terakhir telah terjadi pengurangan sampah laut sekitar 28.5 persen. Namun, ini masih jauh dari target kita di tahun 2025 yang ingin mengurangi sampah plastik laut sebesar 70 persen,” ujarnya.

Ditambah lagi, Indonesia juga berambisi menuju bebas sampah plastik di lautan pada 2040, sebagaimana tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2018.

Untuk itu, pemerintah terus mengintensifkan upaya pengelolaan sampah secara terintegrasi dari hulu ke hilir. Menko Luhut menjelaskan bahwa telah dimanfaatkan berbagai teknologi dan penerapan inovasi untuk menggenjot pengurangan sampah laut di Indonesia.

Contohnya, Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang memiliki karya anak bangsa yang mampu mengolah 100 ton sampah menjadi energi listrik, serta pengolahan 2.000 ton sampah menjadi Refuse Derived Fuel (RDF) setiap harinya. RDF dapat digunakan sebagai bahan bakar di pabrik semen.

“Kami bermimpi pada tahun 2024 kuartal kedua kita bisa mengolah 12.000 ton sampah per hari dan menjadikan Indonesia bersih,” sebut Menko Luhut.

“Perlu menjadi perhatian bahwa upaya terbesar penanganan sampah laut sebenarnya adalah dengan memitigasi kebocoran sampah dari darat,” pungkas Menko Luhut.

Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa lebih dari 80 persen sampah laut itu berasal dari darat yang terbawa ke laut dari sungai-sungai. Upaya pengelolaan sampah yang lebih baik dan kolaboratif akan mewujudkan ekosistem laut yang lebih bersih dan sehat.

FOLLOW US