• Bisnis

Granita Elsara, Raup Omset Rp380 Juta Rupiah Per Bulan dari Toko Kelontongnya

Akhyar Zein | Kamis, 01/09/2022 01:02 WIB
Granita Elsara, Raup Omset Rp380 Juta Rupiah Per Bulan dari Toko Kelontongnya Granita Elsara mampu meraup omset ratusan juta tiap bulannya dari usaha toko kelontong (foto: kumparan.com)

JAKARTA - Di usianya yang masih muda, Granita Elsara, alumnus Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses menjalankan usaha toko kelontongnya. Toko kelontongnya sukses meraup keuntungan hingga belasan juta setiap bulannya.

Elsa mengungkapkan, omset toko kelontongnya biasanya mencapai 380-an juta per bulannya, seperti dikutip dari laman UGM, Rabu (31/8/2022).

Sejak masih menjadi mahasiswa, tepatnya sejak September 2017 lalu, ia sudah merintis usaha toko kelontongnya.

Elsa pun tidak menyangka kalau usahanya akan bertahan hingga saat ini. Ia mengaku awalnya cuma bermodalkan kemauan untuk memulai sebuah usaha.

Ia bahkan tidak punya modal finansial sama sekali. Untuk menjalankan usaha, ia harus meminjam uang dari orangtuanya.

Awalnya ia meminjam 32 juta untuk belanja keperluan perlengkapan toko dan produk yang akan dijual.

Elsa pun mulai membuka toko kelontong di garasi rumahnya yang berlokasi di Kaliurang Barat Rt 07 Rw 09, Hargobinangung, Pakem, Sleman.

Toko itu dinamai Warung Bu Woro yang mengambil nama dari sang ibu.

Minggu-minggu awal menjalankan usaha menjadi waktu yang sulit bagi Elsa. Sebab, usahanya tidak berjalan sesuai dengan harapannya.

“Sempat nangis karena merasa sudah tidak bisa memutar barang lagi, penjualan stagnan dengan omset 300-400 ribu per harinya, bingung cara mengembalikan modal ke orang tua,” jelasnya.

Namun, Elsa segera tersadar dan bangkit, memutar otak mencari solusi untuk keluar dari keterpurukannya saat itu.

Lalu ia bergerak melakukan diversifikasi barang dan menambah kuantitas barang per itemnya sehingga bisa menawarkan pilihan yang lebih beragam bagi konsumen.

Awalnya yang hanya menjual barang-barang kebutuhan pokok diperluas dengan produk kebutuhan tersier lainnya.

Hingga akhirnya pada Desember 2017 saat momen liburan, kunjungan wisatawan ke kawasan Kaliurang meningkat berimbas pada penjualan tokonya yang turut melonjak tajam dan omset mengalami kenaikan.

Belajar dari pengalaman dan melihat peluang pasar yang potensial di kawasan wisata Kaliurang, Elsa berusaha melebarkan pasar.

Ia pun berusaha menggandeng pelaku industri wisata di sekitar Kaliurang untuk kerja sama.

Elsa mencoba memasukan proposal ke hotel, rumah makan, dan toko penjual makanan khas setempat seperti jadah tempe dan usaha tersebut mendapatkan respon positif.

Akhirnya, ia pun merambah usaha dengan mensuplai kebutuhan hotel, rumah makan, dan toko di sekitar tempat wisata Kaliurang.

“Memasukkan proposal jadi harus berani nambah modal. Hutang sebelumnya belum kebayar tapi sudah minjam ortu lagi sehingga total pinjaman itu 54 juta.”

“Selesai masa liburan itu omset naik per harinya dengan titik tertinggi 36 juta dan akhirnya Januari 2018 saya bisa melunasi semua pinjaman ke orang tuan,” urainya.

 

Persoalan baru muncul saat terjadi erupsi Merapi pada Mei 2018.

Gejolak Merapi kala itu memengaruhi pasar di kawasan Kaliurang. Ia pun kembali mencari cara untuk mempertahankan usahanya dengan mencari pasar lain hingga mensuplai barang kebutuhan masyarakat ke Pasar Pakem, Sleman.

Usahanya yang kian berkembang mengharuskan Elsa merekrut karyawan untuk membantu operasional usahanya. Saat ini ia memiliki 4 orang karyawan.

Dari menjalankan usaha toko kelontong itu tidak cuma berhasil menstabilkan harga di pasar Kaliurang, tetapi juga berhasil mendapatkan profit yang juga tidak kecil.

Setiap hari rata-rata ia bisa menghasilkan omset hingga Rp12-an juta. Apabila dikalkulasi ia bisa memperoleh omset tak kurang dari Rp380 juta per bulannya dengan keuntungan bersih sekitar 10-12 juta setiap bulan.

 

 

FOLLOW US