24 Agustus, Pembantaian di Hari Santo Bartolomeus, Dimulainya Perang Saudara Agama di Prancis. (FOTO: HO VIA WIKIMEDIA)
JAKARTA - Pembantaian mengerikan terjadi di Prancis pada 24 Agustus 1572. Hari tersebut sejatinya merupakan perayaan Hari Santo Bartolomeus.
Raja Charles IX dari Prancis, di bawah kekuasaan ibunya, Catherine de Medici, memerintahkan pembunuhan para pemimpin Protestan Huguenot di Paris, memicu pesta pora pembunuhan yang mengakibatkan pembantaian puluhan ribu Huguenot di seluruh Prancis.
Dikutip dari hystory.com, dua hari sebelumnya, Catherine telah memerintahkan pembunuhan Laksamana Gaspard de Coligny, seorang pemimpin Huguenot yang dia pikir sedang memimpin putranya berperang dengan Spanyol.
Namun, Coligny hanya terluka, dan Charles berjanji untuk menyelidiki pembunuhan itu untuk menenangkan para Huguenot yang marah.
Catherine kemudian meyakinkan raja muda itu bahwa Huguenot berada di ambang pemberontakan, dan dia mengizinkan pembunuhan para pemimpin mereka oleh otoritas Katolik.
Sebagian besar Huguenot ini berada di Paris pada saat itu, merayakan pernikahan pemimpin mereka, Henry dari Navarre, dengan saudara perempuan raja, Margaret.
Daftar orang-orang yang akan dibunuh disusun, dipimpin oleh Coligny, yang dipukuli secara brutal dan dilempar keluar dari jendela kamarnya sebelum fajar pada 24 Agustus.
Begitu pembunuhan dimulai, massa Katolik Paris, yang tampaknya dikuasai oleh haus darah, mulai melakukan pembunuhan dan pembantaian umum Huguenot.
Charles mengeluarkan perintah kerajaan pada 25 Agustus untuk menghentikan pembunuhan, tetapi permohonannya tidak diindahkan saat pembantaian menyebar.
Pembantaian massal berlanjut hingga Oktober, mencapai provinsi Rouen, Lyon, Bourges, Bourdeaux, dan Orleans.
Diperkirakan 3.000 orang Protestan Prancis terbunuh di Paris, dan sebanyak 70.000 di seluruh Prancis.
Pembantaian Hari Santo Bartolomeus menandai dimulainya kembali perang saudara agama di Prancis. (*)