• Oase

Nabi Syith AS Penerus Wasilah Kenabian

Rizki Ramadhani | Kamis, 18/08/2022 09:31 WIB
Nabi Syith AS Penerus Wasilah Kenabian Ilustrasi (foto:langkatpedia)

JAKARTA - Nabi Syits ‘Alaihissalam memang tidak disebutkan dalam Al-Qur’an dan tidak termasuk dari 25 Nabi yang wajib diimani. Namun, kisahnya dari sejumlah riwayat tentu memiliki banyak hikmah.

Kisah tentang Nabi Syits ‘Alaihissalam terdapat dalam sejumlah riwayat, diantaranya dapat ditemui dalam Qashash al-Anbiya.

Nabi Adam ‘Alaihissalam dan istrinya, Hawa memiliki banyak keturunan, diantaranya Syith. Ibnu Katsir rahimahullah dalam al-Bidayah wa an-Nihayah menyebutkan setelah salah seorang anak nabi Adam membunuh saudaranya (umumnya disebutkan Qabil yang telah membunuh Habil), Allah Subhanahu Wa Ta`ala mengaruniakan kepada nabi Adam  ‘Alaihissalam seorang anak laki-laki yang bernama Syith.

Ada yang mengatakan bahwa Syith artinya hibatullah (karunia Allah). Dalam bahasa Suryani, Syits berarti hamba Allah.

Nabi Syith menikah dengan Azura (Hazurah), kemudian mengandung seorang anak yang bernama Anush (Enos).

Dari silsilah keturunan anak cucu Adam sekarang ini berujung pada nabi Syith ‘Alaihissalam sebab seluruh anak nabi Adam yang lain telah meninggal dan tidak memiliki keturunan. Karenanya, nabi Syith ‘Alaihissalam digelari abul basyar (bapak seluruh manusia) setelah nabi Adam ‘Alaihissalam. (Tarikh at-Thabari, 1/104).

Beliau dianggap sebagai salah satu dari nabi-nabi dalam Islam. Syith diangkat oleh Allah Subhanahu Wa Ta`ala sebagai nabi dan diturunkan 50 shuhuf. Beliau ‘Alaihissalam juga termasuk guru nabi Idris ‘Alaihissalam yang pertama kali mengajarkan baca-tulis, ilmu falak, menjinakkan kuda dan lain-lain.

Konon dikisahkan bahwa nabi Syith ‘Alaihissalam merupakan orang pertama yang mengeluarkan kata-kata hikmah. Beliau manusia pertama yang melakukan transaksi dengan emas dan perak.

Nabi Syith juga yang memperkanalkan jual beli, membuat timbangan, dan takaran. Beliau ‘Alaihissalam pula manusia pertama yang menggali barang tambang dari dalam bumi.

Diperoleh keterangan dari iman Al-Qurthubi Rahimahullah dalam Tafsirnya dan Ibnu Jauzi Rahimahullah dalam Talbis Iblis, bahwa Qabil dan saudara kembarnya melarikan diri ke daerah Adnan di Yaman karena telah membunuh Habil.

Sepeninggal nabi Adam ‘Alaihissalam maka nabi Syith yang memberikan bimbingan kepada anak cucu Adam. Diantara hukum yang dibawa nabi Syith ‘Alaihissalam adalah larangan bergaul dengan kaum Qabil, yang telah merusak bumi dengan akhlak buruk mereka.

Qabil dapat dikatakan sebagai awal mula angkara murka di muka bumi setelah Nabi Adam ‘Alaihissalam diturunkan ke dunia.

Setelah nabi Syith ‘Alaihissalam meninggal, putranya, Anush (Enos) meneruskan ajaran beliau ‘Alaihissalam. Setelah itu, umat manusia hidup tanpa seorang nabi, dan orang-orang hanya mengikuti ajaran nabi Adam dan nabi Syith hingga beberapa kurun waktu.

Semoga bermanfaat dan dapat memetik pelajaran berharga dari kisah ini. (Kontributor : Dicky Dewata)

FOLLOW US