• News

Mantan Presiden Rusia Keluarkan Ancaman Terkait Pembangkit Nuklir Eropa

Yati Maulana | Sabtu, 13/08/2022 11:15 WIB
Mantan Presiden Rusia Keluarkan Ancaman Terkait Pembangkit Nuklir Eropa Pemandangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia di luar kota Enerhodar yang dikuasai Rusia, Ukraina 4 Agustus 2022. Foto: Reuters

JAKARTA - Mantan presiden Rusia Dmitry Medvedev mengeluarkan ancaman terselubung pada hari Jumat kepada sekutu Barat Ukraina yang menuduh Rusia menciptakan risiko bencana nuklir dengan menempatkan pasukan di sekitar pembangkit listrik Zaporizhzhia Ukraina.

Ukraina menuduh Rusia menembaki kota-kota Ukraina dari lokasi tersebut dengan pengetahuan bahwa pasukan Ukraina tidak dapat mengambil risiko membalas tembakan. Dikatakan Moskow telah menembaki daerah itu sendiri sambil menyalahkan Ukraina.

Rusia mengatakan bahwa Ukraina yang menembaki pabrik itu.
"Mereka [Kyiv dan sekutunya] mengatakan itu adalah Rusia. Itu jelas 100% omong kosong, bahkan untuk publik Russophobia yang bodoh," Medvedev, sekarang wakil ketua Dewan Keamanan Rusia, menulis di saluran Telegramnya.

"Mereka mengatakan itu terjadi murni karena kebetulan, seperti `Kami tidak bermaksud`," tambahnya. "Apa yang bisa saya katakan? Jangan lupa bahwa Uni Eropa juga memiliki pembangkit listrik tenaga nuklir. Dan kecelakaan juga bisa terjadi di sana."

Badan Energi Atom Internasional PBB mengatakan penembakan terhadap Zaporizhzhia, pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa, dapat menyebabkan bencana nuklir, tetapi tidak dapat mengatur kondisi untuk inspeksi.

Kyiv dan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres telah menyerukan agar daerah itu didemiliterisasi, dan negara-negara ekonomi utama Kelompok Tujuh mendesak Rusia untuk mengembalikannya ke Ukraina.

Tetapi anggota parlemen senior Rusia Leonid Slutsky, ketua komite urusan luar negeri majelis rendah, mengatakan gagasan mengembalikan pabrik ke kendali Ukraina adalah "ejekan dari sudut pandang memastikan keamanan".

"Dan semua pernyataan menteri luar negeri G7 untuk mendukung tuntutan mereka tidak lain adalah `sponsor terorisme nuklir`," tambahnya di saluran Telegram-nya.

Rusia merebut pabrik Zaporizhzhia pada Maret setelah menginvasi Ukraina pada 24 Februari, tetapi situs tersebut masih dioperasikan oleh staf Ukraina.

Kyiv mengatakan kompleks itu telah dihantam lima kali pada Kamis, termasuk di dekat tempat penyimpanan bahan radioaktif. Pejabat yang ditunjuk Rusia mengatakan Ukraina telah menembaki pabrik itu dua kali, mengganggu pergantian shift, kata kantor berita milik negara Rusia, TASS.

FOLLOW US